Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah Kaprah, Touring Komunitas Motor Tidak Perlu Lapor IMI

Kompas.com - 19/11/2020, 12:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Disebutkan oleh banyak media bahwa komunitas motor yang ingin melakukan perjalanan touring harus lapor Ikatan Motor Indonesia (IMI). Padahal, hal tersebut salah kaprah alias tidak benar.

Ketua PP IMI Sadikin Aksa mengatakan, pihaknya membuat panduan berkendara berkelompok. Panduan tersebut merupakan masukan dari beberapa komunitas.

Baca juga: Pilihan Motor buat Touring, dari yang Murah sampai Mahal

Tak sedikit yang menanggapi bahwa komunitas motor harus lapor ke IMI jika ingin melakukan touring. Sadikin pun meluruskan persepsi yang beredar tersebut.

"Nah, ini yang banyak menjadi pertanyaan. Mungkin kemarin saya lupa, apakah saya salah ngomong, atau salah tangkap, itu saja," ujar Sadikin, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/11/2020).

"Saya bilangnya, IMI membuat panduan. Saya sudah sempat ngomong, panduan ini sudah sempat dijalankan oleh beberapa komunitas di anggota IMI, di mana mereka menjalankan itu, mereka minta izin ke IMI. Mungkin, ini yang ditangkap sama semuanya, dikiranya harus ada izin IMI, padahal tidak," kata Sadikin.

Baca juga: Pahami Empat Kode Dasar Saat Touring Motor

Sadikin menambahkan, anggota IMI sudah menjalankan panduan tersebut. Berdasarkan regulasi apa itu harus izin IMI, menurut Sadikin, itu tugas pemerintah. IMI sebagai lembaga mobilitas resmi dari pemerintah hanya membuat panduan.

"Sebelum kami merilis ini, kan harus kami coba dulu. Jadi, sudah di beberapa klub kita sosialisasikan, kita jalankan, sudah mulai mengikuti pelan-pelan, tidak bisa langsung. Sebab, tiap daerah komunitasnya memiliki karakter yang berbeda-beda, tidak bisa disamakan. Jadi, cara penanganannya juga berbeda-beda," ujar Sadikin.

Dalam pembuatan panduan ini, Sadikin mengatakan, IMI berkoordinasi juga dengan Dirjen Perhubungan Darat dan Korlantas. Jadi, pembuatan panduan ini bukan dari IMI sendiri.

"Masa ada orang berlima atau bersepuluh, teman yang rumahnya berdekatan, terus mau touring. Masa harus datang ke IMI, kan jadi ribet," kata Sadikin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
mereka hanya menunjukan kesombongan rata rata mereka arogan serasa jalanan hanya miliknya saja. padahal coba cek stnk nya bodong apa nggak?


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau