Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Buruk Kendaraan Kompresi Rendah Pakai BBM Oktan Tinggi

Kompas.com - 15/11/2020, 10:41 WIB
Ari Purnomo,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini tidak sedikit yang masih beranggapan bahwa penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai oktan lebih tinggi bisa meningkatkan performa kendaraan.

Alasannya, BBM dengan Research Octane Number (RON) yang tinggi menjadikan pembakaran yang di ruang bakar akan lebih baik.

Dengan begitu maka pembakaran yang sempurna bisa membuat kinerja mesin juga akan lebih maksimal sehingga mampu meningkatkan performa mesin.

Padahal, pada kenyataannya tidaklah demikian. Hal ini karena setiap pabrikan kendaraan sudah memberikan rekomendasi penggunaan bensin yang sesuai.

Baca juga: Jika SIM Hilang, Pemilik Harus Bikin Baru Lagi?

Pemilihan jenis bahan bakar ini juga tidaklah sembarangan, melainkan juga disesuaikan dengan rasio kompresi setiap kendaraan.

Sehingga, jika kendaraan menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai misalnya dengan oktan yang lebih tinggi juga akan memberikan efek pada mesin.

Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan, mengatakan menggunakan BBM dengan oktan tinggi tidak serta merta bisa meningkatkan performa mesin.

“Menggunakan bensin beroktan lebih tinggi bukan berarti bisa meningkatkan performa mesin, justru bisa menyebabkan timbulnya kerak pada mesin,” ujar Bambang kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Blokir STNK yang Mati 2 Tahun Segera Diberlakukan

Hal ini dikarenakan, kata Bambang, ketika kendaraan dengan kompresi rendah tetapi menggunakan BBM dengan RON tinggi pembakaran yang terjadi di dapur pacu tidak sempurna.

“Penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai ini menyebabkan pembakaran yang terjadi di ruang mesin tidak sempurna,” katanya.

Pembakaran yang tidak sempurna tersebut jelas akan memberikan efek buruk yakni adanya sisa bahan bakar di ruang bakar. Lama kelamaan, bahan bakar yang tidak terbakar secara sempurna ini bisa menjadi kerak karbon.

Nurkholis, National Technical Leader PT Toyota Astra Motor (TAM), mengatakan, pabrikan sudah memberikan rekomendasi jenis bensin yang nilai oktannya sesuai kompresi kendaraan.

Baca juga: Blokir STNK Segera Berlaku, Pelajari Regulasinya

Tujuannya adalah agar pembakaran bensin bisa dikontrol. Indikator pembakaran yang bisa dikontrol adalah saat bahan bakar terbakar habis waktu proses pengapian.

“Kalau tidak terbakar secara sempurna, maka akan ada sisa-sisa partikel yang tidak habis terbakar. Sisa pembakaran itu akan berefek pada emisinya, sensornya tertutup kerak dan lain sebagainya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
untuk yang punya kendaraan sebaiknya harus baca berita ini deh karena ada info yang sangat bermanfaat untuk kita simak #jernihberkomentar #melihatharapan


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau