JAKARTA, KOMPAS.com - Cuplikan video yang menunjukkan detik-detik terjadinya kecelakaan yang melibatkan satu pikap Isuzu Traga dengan tiga kendaraan penumpang lain pada ruas Tol Dalam Kota Benda KM 32+600 viral di media sosial.
Mengutip akun Instagram @kabarjakarta24, insiden itu dilaporkan berlangsung sekitar pukul 16.20 WIB, Sabtu (22/3/2025). Mengakibatkan kondisi arus lalu lintas sempat tersendat untuk evakuasi.
Namun hingga berita diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari kepolisian setempat soal kecelakaan dimaksud.
Baca juga: Manfaat Berkendara Defensive Driving Saat Mudik Lebaran 2025
View this post on Instagram
Dalam video terlihat bahwa satu pikap Isuzu Traga bermuatan ringan sedang melaju cukup kencang tepat di belakang Mitsubishi Xpander berwarna hitam. Kala itu arus lalu lintas terpantau ramai lancar.
Tapi pada suatu intersection, Xpander yang berada di jalur tengah melakukan perlambatan laju karena terdapat kendaraan lain yang hendak menyalip. Mobil pun telah mengaktifkan lampu sein sebagai tanda atau informasi bagi kendaraan di sekitar.
Sayangnya, pikap yang gagal menjaga jarak aman tidak antisipatif sehingga membanting setir kemudi ke jalur cepat. Dikarenakan kecepatan yang cukup kencang, pengemudi agaknya gagal menstabilkan lajunya sehingga mengalami oversteer.
Kegagalan mengambil alih kemudi tersebut membuat pikap melaju ke jalur lambat dan menabrak tiga mobil penumpang sekaligus, termasuk Xpander yang melambat tadi. Saking kencangnya, pikap hingga terguling.
"Itu ada motor merah seperti motornya Shop & Drive, kayaknya lagi benerin mobil di bahu jalan kena dorong akibat tabrakan," kata salah satu warganet di kolom komentarnya.
Baca juga: Cara Mencegah Stres Saat Mudik Lebaran Pakai Mobil Pribadi
Insiden ini menjadi pengingat lagi atas pentingnya jaga jarak aman dan pengawasan terhadap angkutan komersil dengan bak terbuka di jalan tol.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana menyampaikan kebiasaan tidak menjaga jarak aman mengakibatkan area titik buta (blind spot) semakin besar.
Ketika pengemudi tidak cukup jauh dari kendaraan di depannya, visibilitas terhadap kondisi di depan menjadi terhalang, sehingga mereka tidak dapat mengantisipasi potensi bahaya yang mungkin muncul.
"Kebiasaan jelek ini selalu berujung petaka. Mungkin enggak seketika, tapi cepat atau lambat pasti kejadian," ujar Sony, menggambarkan dampak serius dari ketidakpatuhan terhadap aturan berkendara yang aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.