Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Motor Sering Dipanaskan Justru Merusak Mesin?

Kompas.com - 23/06/2020, 12:02 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa orang banyak yang beranggapan bahwa sebelum menggunakan sepeda motor, mesinnya perlu dipanaskan. Namun, memanaskan motor terlalu sering pun juga tidak disarankan.

Dadan Danil, Technical Traning 2W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), mengatakan, memanaskan mesin sebaiknya dilakukan sehari sekali atau maksimal tiga hari sekali. Jika tidak sedang bepergian, sesekali motor perlu dibawa jalan.

Baca juga: Waktu Ideal Memanaskan Mesin Motor Sebelum Mulai Beraktivitas

"Jika didiamkan, mesin tidak terkena angin, malah jadi cepat panas. Efek buruk dari sering memanaskan motor akan membuat frekuensi penggantian oli mesin menjadi lebih cepat," ujar Dadan, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Ilustrasi kick starter skutiktvsscooty.com Ilustrasi kick starter skutik

Dadan menambahkan, penggantian oli mesin tidak hanya berpatokan terhadap jarak tempuh saja. Ketika mesin dihidupkan, meski tidak dijalankan, akan mengurangi masa pakai oli.

Selain frekuensi memanaskan motor, lama atau waktu yang dibutuhkan saat memanaskan motor pun perlu diperhatikan.

Wahyudin, Kepala Mekanik bengkel AHASS Daya Adicipta Motora (DAM), mengatakan, memanaskan motor memang wajib dilakukan sehari sekali. Namun, waktu memanaskan hanya sekitar 5 menit sampai 10 menit saja.

Baca juga: Apa Betul, Memanaskan Motor Menghadap Tembok Bisa Merusak Lampu?

"Jika sampai seminggu tidak dipanaskan, takutnya akinya akan drop atau soak. Selain itu, disarankan agar menyimpan motor dengan menggunakan standar tengah agar tekanan ban tetap terjaga," ujar Wahyu.

Menurut Wahyu, memanaskan motor sebaiknya tidak lebih dari 10 menit. Sebaiknya, jangan hanya dipanaskan, tapi motor juga dibawa jalan.

"Agar komponen yang bergerak atau dinamis tidak menjadi kaku. Contohnya, suspensi kalau didiamkan dalam jangka waktu yang lama justru berdampak buruk. Sebab, beberapa bagiannya adalah karet yang jika lembab atau tidak ada pergerakan malah getas atau retak," kata Wahyu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com