Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER OTOMOTIF] BMW Bekas Rp 25 Jutaan | Perbedaan Transmisi Matik Model Zig-zag dan Lurus

Kompas.com - 20/05/2020, 06:11 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil bekas bisa menjadi alternatif bagi yang ingin memiliki kendaraan roda empat, dengan harga relatif terjangkau.

Saat ini harga mobil seken semakin murah, bahkan bisa lebih murah dari banderol motor matik keluaran terbaru.

Selain dari pabrikan Jepang, mobil bekas dari pabrikan Eropa juga banyak yang dijual dengan harga murah.
Bahkan dengan harga Rp 25 jutaan, pembeli bisa membawa pulang mobil mewah pabrikan Eropa BMW.

Selain itu, yang tak kalah menarik lagi soal perbedaan transmisi mobil matik model zig-zag dan lurus.

Penasaran seperti apa, berikut ini lima berita terpopuler di kanal otomotif pada Selasa 19 Mei 2020:

1. Beli Mobil Bekas Rp 25 Jutaan, Bisa Dapat BMW Lawas

Seorang pengunjung melihat deretan mobil bekas yang dipajang di bursa mobil Sriwedari, Solo, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (15/12/2019).Ari Purnomo Seorang pengunjung melihat deretan mobil bekas yang dipajang di bursa mobil Sriwedari, Solo, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (15/12/2019).

Mobil bekas bisa menjadi alternatif bagi yang ingin memiliki kendaraan roda empat, dengan harga relatif terjangkau.

Saat ini harga mobil seken semakin murah, bahkan bisa lebih murah dari banderol motor matik keluaran terbaru.

Selain dari pabrikan Jepang, mobil bekas dari pabrikan Eropa juga banyak yang dijual dengan harga murah.

Bahkan dengan harga Rp 25 jutaan, pembeli bisa membawa pulang mobil mewah pabrikan Eropa BMW.

Baca juga: Beli Mobil Bekas Rp 25 Jutaan, Bisa Dapat BMW Lawas

2. Mitos atau Fakta, Knalpot Mobil Keluar Air Tandanya Mesin Sehat?

Knalpot Isuzu Panther modifikasiGridOto.com Knalpot Isuzu Panther modifikasi

Sudah menjadi rahasia umum saat jual beli mobil bekas, penjual banyak menjabarkan mengenai kondisi mobil, terutama dari sisi mesin dan bodi.

Keistimewaan dapur pacu pada mobil lawas bisa menjadi nilai lebih yang bisa menarik konsumen untuk membelinya.

Selain dari kebersihan bagian mesin, suara mesin saat dihidupkan yang juga menjadi andalan adalah air yang keluar dari knalpot mobil.

Air yang keluar dari saluran pembuangan sisa pembakaran mobil ini dipercaya menjadi salah satu tanda bahwa kondisi mesin sehat dan tidak bermasalah.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Knalpot Mobil Keluar Air Tandanya Mesin Sehat?

3. Kesalahan Fatal Pengguna Mobil Transmisi Matik yang Bikin Mesin Jebol

Ilustrasi berkendara.Thinkstock Ilustrasi berkendara.

Mengemudi mobil transmisi matik bisa dikatakan lebih simpel, dan mudah jika dibandingkan mobil dengan jenis manual.

Pengemudi cukup menginjak pedal gas dan mobil akan berjalan sesuai dengan kecepatan yang diinginkan.

Berbeda halnya dengan mobil manual yang masih harus menyesuaikan kapan waktunya memindah gigi transmisi dan menginjak pedal kopling.

Meski begitu, ternyata mengemudikan mobil dengan transmisi otomatis juga tidak boleh sembarangan. Ada hal-hal yang benar-benar perlu diperhatikan oleh pengemudi.

Baca juga: Kesalahan Fatal Pengguna Mobil Transmisi Matik yang Bikin Mesin Jebol

4. Nissan Tawarkan Program Kredit 0 Persen buat Livina, Serena, dan Terra

Nissan Livina Nissan Livina

Sejumlah agen pemegang merek (APM) memberikan layanan khusus bagi pelanggan agar tetap mendapat kemudahan selama pandemi virus corona atau Covid-19.

Salah satunya PT Nissan Motor Indonesia (NMI) yang berinisiatif memberikan kemudahan dalam hal pembiayaan hingga servis kendaraan.

Menariknya meski sejumlah daerah telah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), diler Nissan tetap beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Sebagai upaya melayani konsumen, Nissan juga menawarkan skema pembiayaan yang mudah. Misalnya program kredit dengan bunga 0 persen selama setahun untuk Livina dan Serena lewat mitra leasing PT Nissan Financial Services Indonesia (NFSI).

Baca juga: Nissan Tawarkan Program Kredit 0 Persen buat Livina, Serena, dan Terra

5. Hindari Tabrakan Beruntun dengan Jurus 3 Detik

Rendahnya jarak pandang di jalan tol akibat asap tebal menyebabkan belasa mobil terlibat tabrakan beruntun di New Delhi, India.New York Post Rendahnya jarak pandang di jalan tol akibat asap tebal menyebabkan belasa mobil terlibat tabrakan beruntun di New Delhi, India.

Kecelakaan bisa terjadi kapan saja, satu-satunya cara yang bisa dilakukan pengemudi adalah coba menghindarinya. Bicara tabrakan beruntun, ada jurus 3 detik yang efektif bisa menghindari terjadinya kecelakaan ini di jalan.

Training Direction Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan, mengukur jarak antar-kendaraan memang menggunakan satuan detik, bukan metrik.

“Di luar negeri tidak ada dan tidak dipelajari menghitung satuan jarak dengan meter, karena akan sulit dan selalu berubah-ubah. Semuanya dihitung dengan satuan detik,” ujar Jusri kepada Kompas.com, Senin (2/3/2020).
Berdasarkan teori Defensive Driving, jarak aman antar-kendaraan baik di depan maupun di belakang adalah 3 detik. Lantas, bagaimana cara mengukurnya?

Baca juga: Hindari Tabrakan Beruntun dengan Jurus 3 Detik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com