Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Jarang Dipakai tapi Ban Jadi Kempis, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 11/05/2020, 03:22 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta larangan mudik, otomatis akan membuat intensitas menggunakan kendaraan menjadi berkurang.

Kendaraan akan lebih banyak terparkir di garasi karena jarang digunakan. Disadari atau tidak, jika lama tak dipakai akan membuat bannya menjadi kempis.

Jika kondisi ini dibiarkan lebih lama, efeknya bisa membuat ban menjadi rusak. Lantaran terus menahan beban kendaraan dalam kondisi ban tidak ada udara.

Baca juga: Selama PSBB, Kendaraan yang Kebut-kebutan di Jalan Raya Bakal Disita

On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal mengatakan, bahwa berkurangnya tekanan udara di dalam ban kendaraan yang lama tidak dipakai menjadi hal yang lumrah.

Perhatikan isi garasi, khususnya mobil Anda. Periksa tekanan udara ban mobil Anda dan sesuaikan dengan ketentuan yang biasa diletakkan di pintu mobil. Ban dengan isi yang ideal mampu menghemat penggunaan bahan bakar.huffingtonpost.com Perhatikan isi garasi, khususnya mobil Anda. Periksa tekanan udara ban mobil Anda dan sesuaikan dengan ketentuan yang biasa diletakkan di pintu mobil. Ban dengan isi yang ideal mampu menghemat penggunaan bahan bakar.

Menurutnya, kondisi ini tidak hanya terjadi pada kendaraan yang menggunakan mesin seperti mobil dan motor. Tetapi, pada sepeda pun akan terjadi hal yang sama jika jarang digunakan.

“Ban sepeda pun kalau jarang digunakan pasti tekanan udaranya juga akan berkurang,” katanya saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Zulpata menjelaskan, berkurangnya tekanan udara di dalam ban dikarenakan karet pembungkus pelek tersebut tidak benar-benar padat.

Baca juga: Bebas Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Selama PSBB Diterapkan

Melainkan terdapat pori-pori meskipun dalam ukuran yang sangat kecil. Pori-pori tersebut bisa menjadi jalur keluar udara dari dalam ban.

“Ban tidaklah benar-benar padat, tapi ada pori-porinya yang kecil sekali atau bahkan pelek juga kadang ada (pori-porinya), nah tekanan udara bisa keluar melalui pori-pori itu,” ucapnya.

Untuk mencegah ban kendaraan kempis, Zulpata menyarankan, agar kendaraan rutin digunakan.

Seorang petugas outlet pengisian ban dengan nitrogen di salah satu SPBU Pertamina di Jalan Margonda, Depok sedang melayani pelanggan pada Kamis (8/2/2018).Kompas.com/Alsadad Rudi Seorang petugas outlet pengisian ban dengan nitrogen di salah satu SPBU Pertamina di Jalan Margonda, Depok sedang melayani pelanggan pada Kamis (8/2/2018).

Saat kendaraan dipakai, maka udara di dalam ban menjadi hangat dan tekanan udara di dalamnya juga akan lebih terjaga.

“Sehingga, udara yang ada di dalamnya tidak keluar,” tuturnya.

Zulpata menambahkan, bisa juga mengganti udara di dalam ban dengan jenis lain yang memiliki molekul udara lebih besar, misalkan dengan jenis nitrogen.

Baca juga: Tidur di Dalam Mobil Lebih Aman Kondisi Mesin Hidup atau Mati?

Menurutnya, dengan menggunakan nitrogen bisa mencegah ban kempis meskipun kendaraan sangat jarang dipakai.

“Menggunakan nitrogen kan molekulnya lebih besar dibandingkan dengan udara biasa. Tapi tetap harus memperhatikan tekanan udara yang direkomendasikan,” ucapnya.

Menurutnya, tekanan udara yang tidak sesuai juga menjadi salah satu musuh utama ban selain selain benda keras dan tajam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau