3. Menggunakan travel gelap
Adanya larangan mudik dari pemerintah seolah menjadikan ladang baru bagi para sopir travel gelap.
Dengan menggunakan kendaraan pribadi berpelat hitam, mereka pun menawarkan jasa untuk mengantar para pemudik hingga sampai ke kampung halamannya.
Baca juga: Ingin Balik Nama Kepemilikan Kendaraan, Segini Rincian Biayanya
Tentunya dengan tarif yang berbeda-beda tergantung dengan jarak yang ditempuh. Praktik travel ilegal ini semakin marak belakangan ini.
Bahkan jasa penyelundupan pemudik ini seolah ditawarkan secara terang-terangan melalui media sosial.
Sehingga, para pemudik yang kesulitan mendapatkan angkutan bisa memanfaatkan jasa travel tersebut.
“Ada juga yang menggunakan jasa travel gelap kalau tertangkap ya ditindak sesuai dengan pelanggarannya,” ujar Dirlantas Polda Metro Jaya.
4. Gunakan mobil ekspedisi
Mobil ekspedisi atau pengiriman barang tidak luput digunakan oleh para pemudik agar tidak terpantau oleh petugas jaga.
Mereka bahkan tidak mempertimbangkan lagi sisi kenyaman dan keselamatan saat menggunakan mobil box yang minim oksigen tersebut.
Baca juga: Ciri-ciri Mobil Eropa Bekas yang Punya Harga Ratusan Juta Rupiah
“Kemarin di Merak kami menemukan ada mobil box yang mengangkut penumpang, kan itu bisa berbahaya karena oksigennya sangat minim,” ucapnya.
5. Jalur tikus
Keberadaan jalur alternatif atau jalur tikus menjadi cara lain para pemudik agar bisa lolos dari pemeriksaan petugas.
Selama ini penjagaan yang dilakukan di jalur-jalur tikus memang belum seketat di wilayah perbatasan. Sehingga, pemudik bisa lebih leluasa saat berkendara di jalur tersebut.
“Sekarang penjagaan di jalur-jalur tikus juga semakin diperketat,” ujar Sambodo.