Barra merupakan wanita pertama yang menduduki jabatan tertinggi dalam industri otomotif global. Karirnya di mulai dari nol dan terus naik. Meskipun, saat ini nama Barra lekat dengan skandal kampanye perbaikan massal (recall) 2,6 juta unit mobil karena kerusakkan starter, tapi prestasinya cukup mengesankan.
"Dalam dunia yang sempurna, jenis kelamin tidak ada pengaruhnya. Jadi sudah waktunya bagi orang sekaliber Mary Barra, dengan pengalamannya menduduki jabatan CEO di General Motors," tulis Lee lacocca, penulis biografi singkat Marry di Time.
"Jika ia (Barra) mampu bertahan, seperti yang saya lihat aksinya di depan Kongres AS di televisi, dia akan menikmati jabatannya untuk waktu yang cukup lama," lanjut Lee yang juga Komisaris Utama Chrysler dan pernah memimpin Ford sebagai CEO.
Defisit
Dengan defisit 1,3 miliar dollar AS karena kasus recall, Barra tetap berhasil mempertahankan keuntungan perusahaan pada kuartal pertama di bawah kepemimpinannya. Meskipun, keuntungan perusahaan anjlok 88 persen periode Januari-Maret 2014 di bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan hasil 125 juta dollar AS.
Banyak analis mengatakan, GM harus menghadapi dampak tahunan karena kasus recall yang terjadi awal tahun ini. Selain itu, kerugian miliaran dollar AS juga dipastikan masih akan menggerogoti keuangan perusahaan.
Tapi, satu hal yang paling berat adalah, ujian Barra mengenai kemungkinan keterlibatannya menunda recall, karena masalah yang sudah diketahui sejak 2010. Saat itu ia menjabat sebagai Kepala Perkembangan Produk Global. Hal ini, menurut para pengamat, akan menjadi ujian kepemimpinan sebenarnya, dalam memimpin salah satu produsen mobil terbesar di dunia itu di masa depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.