SEMARANG,KOMPAS.com - Mencuci mobil sudah menjadi ritual wajib, namun bila bicaranya ruang mesin, maka tak boleh asal saat melakukannya.
Bila sampai keliru atau asal mencuci, dampaknya bisa fatal. Contoh seperti membuat malfung sistem kelistrikan, bahkan lebih fatalnya membuat sejumlah komponen rusak akibat kemasukan air.
Lantas apakah sebenarnya mencuci ruang mesin boleh atau justru dilarang?
Menanggapi hal itu, Kepala Bengkel Astra Daihatsu Majapahit Semarang Sapto Pamungkas mengatakan, dari pabrikan mencuci ruang mesin tak dianjurkan untuk disemprot air bertekanan.
"Kalau membersihkan mending pakai lap atau spoon sambil memakai sabun cuci mobil saja. Boleh pakai sabun lain dengan kandungan PH tinggi dan dinilai efektif mengangkat noda debu dan oli," kata Sapto, kepada Kompas.com, Selasa (9/8/2022).
Menurutnya, komponen-komponen kelistrikan dan pengapian seperti koil dan alternator cukup rawan mengalami korsleting.
Sapto menjelaskan, bila asal semprot dikhawatirkan komponen tersebut bermasalah. Noda bekas oli yang sulit dihilangkan bisa dibersihkan dengan mencampurkan cairan degreaser dan sabun colek.
Setelah itu, dibasuh perlahan menggunakan kain lap atau busa agar oli yang bercampur debu bisa bersih.
"Tidak perlu air bertekanan tinggi, untuk membersihkan bekas oli dalam kap mesin cukup menggunakan ramuan sabun colek dan degreaser. Nanti, celah-celah sempit dibersihkan menggunakan kuas atau sikat bekas," ucapnya.
Foreman Nissan Setyabudi Semarang Wisnu Wardhana mengatakan, komponen kelistrikan bisa dibilang sensitif terhadap air. Alternator maupun koil pengapian yang terkena air dalam jangka waktu lama bisa bermasalah.
"Altenator, sensor-sensor, atau konektor rawan air, lama-lama bagian konduktor tidak bisa menghantarkan arus listrik," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/08/09/153100715/awas-asal-cuci-ruang-mesin-mobil-bisa-berdampak-fatal