Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Pengaruh Rem ABS pada Bus dan Truk?

Kompas.com - 30/05/2024, 08:02 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan bus dan truk beberapa waktu belakangan ini menarik perhatian masyarakat mengenai sistem pengereman. Sebab sering disebutkan penyebab kecelakaan terkait komponen rem.

Salah satu pertanyaan yang kerap hadir ialah apakah bus dan truk memakai rem ABS atau anti braking lock system yang dapat mencegah roda mengunci ketika melakukan pengereman keras?

Baca juga: Pertamina Enduro VR46 Yakin Naik Podium di MotoGP Italia 2024

Heri Wasesa, Operation Support & Development Division Head Astra Isuzu, mengatakan, sama seperti mobil penumpang, pada kendaraan niaga seperti bus dan truk ada yang menggunakan ABS dan tidak.

Mobil Isuzu ELF yang mengangkut 14 orang wisatawan dari Kabupaten Tuban mengalami kecelakaan tunggal terguling di jalur maut Sarangan?Tawangmangu. Delapan penumpang dievakuasi ek RSUD Sayidiman Magetan karena menderita luka-luka. DOKUMENTASI POLSEK PLAOSAN Mobil Isuzu ELF yang mengangkut 14 orang wisatawan dari Kabupaten Tuban mengalami kecelakaan tunggal terguling di jalur maut Sarangan?Tawangmangu. Delapan penumpang dievakuasi ek RSUD Sayidiman Magetan karena menderita luka-luka.

Truk yang pakai ABS ada dan yang tidak pakai juga, sama seperti mobil passanger,” ujar Heri di Jakarta, Selasa (28/5/2024).

Heri mengatakan ABS dipakai untuk keperluan khusus sehingga tidak semua truk pakai ABS. Menurut Heri perlu diluruskan bahwa fungsi ABS sebetulnya tidak berpengaruh pada kekuatan pengereman truk.

Baca juga: Kronologi Pengemudi Mini Cooper Kehilangan Akses Masuk Mobil

“ABS sebetulnya mengatur fungsi supaya (tekanan) rem tidak seketika kemudian terjadi brake lock (mengunci), rem yang akhirnya selip atau ngepot,” ujarnya.

“Tapi kekuatan pengereman tidak tergantung dari ABS atau tidak. Tujuannya ABS bukan memperkuat braking force, tapi (supaya) tidak mengunci, jadi pengeremannya diatur. Sebab kalau panik mengerem keras, tapi karena diatur sistem relatif lebih pelan-pelan,” katanya.

Bus baru PO Nyaman Holiday pakai sasis IsuzuInstagram @adiputro_official Bus baru PO Nyaman Holiday pakai sasis Isuzu

Baca juga: Loyalis Toyota Yaris Gelar TYCI Ladies Day 2024

Heri mengatakan, pengereman merupakan faktor keselamatan, sehingga kekuatan pengereman bukan didasari apakah truk pakai ABS atau tidak.

Hal yang mesti digarisbawahi ialah komponen rem itu sendiri, karena itu pemilik kendaraan mesti memerhatikan kondisi rem dengan seksama. Rajin cek kondisi kendaraan, melakukan perawatan berkala dan mengganti dengan komponen original.

Rem itu adalah safety factor, dan safety factor itu berlipat-lipat. Artinya meski ODOL itu kita masih punya toleransi masih bisa aman, kalau dirawat dengan benar. Bagaimana kita tahu (komponen) di mobil itu masih berfungsi atau tidak,” ujar Heri.

PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di Giicomvec 2024dok.IAMI PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) di Giicomvec 2024

Baca juga: Berstatus CBU, New Kia Carnival Belum Dirakit Lokal

Heri sadar bahwa pihaknya tidak bisa memaksa konsumen untuk melakukan perawatan berkala sehingga yang bisa dilakukan ialah terus mengedukasi bahwa perawatan jauh lebih efektif dan murah ketimbang pengobatan.

Heri mengatakan, dari faktor kendaraan pihaknya sering kali mengimbau konsumen untuk melakukan perawatan berkala, karena kendaraan butuh pengecekan berdasarkan pemakaian .

“Tujuannya adalah supaya mobilnya aman tidak membahayakan penumpang di dalamnya kalau untuk bus, atau membahayakan orang di sekitarnya. Atau kami menjamin barang yang dibawa oleh kendaraan kami tidak telat sampai tujuan,” kata Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau