Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruh Buruk ODOL buat Rem Truk

Kompas.com - 29/05/2024, 17:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelanggaran yang paling sering dilakukan truk ialah membawa beban muatan berlebih alias ODOL. Beban muatan berlebih akhirnya berpengaruh pada komponen keselamatan lainnya.

Salah satu komponen yang terpengaruh ODOL ialah sistem pengereman. Sebab mau tak mau pengereman mesti bekerja lebih keras untuk menghentikan roda yang membawa beban di atas semestinya.

Baca juga: Bengkel Spesialis Mobil Hybrid Pertama Hadir di Indonesia

Heri Wasesa, Operation Support & Development Division Head Astra Isuzu, mengatakan, ODOL memang harus dihentikan. Namun bukan berarti pabrikan truk tidak memikirkan kerja rem jika harus menghadapi ODOL.

Razia truk ODOL yang sumbang polusi udaraBPTJ Razia truk ODOL yang sumbang polusi udara

“ODOL itu ialah hal yang memang mesti dihindari. Kita punya batas payload yang diizinkan,” ujar Heri yang ditemui di Jakarta, Selasa (28/5/2024)

“Nah batas payload ODOL juga ada batas toleransi, misalnya kendaraan kelas light truck, payload itu harusnya 6-7 ton tapi faktanya oleh bisa dibebankan 10-12 ton, Elf itu bisa 12 ton, akhirnya apa fungsi (rem) itu tidak berjalan dengan semestinya?,” ujarnya.

Hal yang mesti digarisbawahi kata Heri ialah komponen rem itu sendiri. Karena itu katanya pemilik kendaraan mesti memerhatikan kondisi rem dengan seksama.

Rem itu adalah faktor keselamatan, dan faktor keselamatan itu berlipat-lipat. Artinya meski ODOL itu kita masih punya toleransi masih bisa aman, kalau (rem) dirawat dengan benar," ujarnya.

Baca juga: Ducati Lenovo Pakai Seragam Biru Azzurri di MotoGP Mugello, Italia

Kondisi kendaraan Isuzu Elf bernomor polisi M 7379 V setelah mengalami kecelakaan di Jalan Tol Ngawi-Solo Kilometer 518 B di Desa Karangmalang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng).KOMPAS.COM/Istimewa Kondisi kendaraan Isuzu Elf bernomor polisi M 7379 V setelah mengalami kecelakaan di Jalan Tol Ngawi-Solo Kilometer 518 B di Desa Karangmalang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah (Jateng).

"Jadi kuncinya bukan ODOL tapi ialah bagaimana kita tahu (komponen) di mobil itu masih berfungsi (baik) atau tidak," kata Heri.

Artinya pemilik dan pengemudi truk mesti rajin cek kondisi kendaraan, melakukan perawatan berkala, dan jika sudah waktunya ganti menggunakan komponen original.

Heri sadar bahwa pihaknya tidak bisa memaksa konsumen untuk melakukan perawatan berkala sehingga yang bisa dilakukan ialah terus mengedukasi bahwa perawatan jauh lebih efektif dan murah ketimbang pengobatan.

OLAH TKP—Tim Satlantas Polres Wonogiri sementara melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan yang melibatkan mobil Daihatsu Grandmax dan Isuzu El di ruas ruas jalan Wonogiri-Ponorogo tepatnya di depan SD N I Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Sabtu (30/3/2024).KOMPAS.com/Dokumentasi Polres Wonogiri OLAH TKP—Tim Satlantas Polres Wonogiri sementara melakukan olah tempat kejadian perkara kecelakaan yang melibatkan mobil Daihatsu Grandmax dan Isuzu El di ruas ruas jalan Wonogiri-Ponorogo tepatnya di depan SD N I Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Sabtu (30/3/2024).

Baca juga: Tips Pilih Phone Holder, Cari yang Kuat dan Tahan Getaran

Heri mengatakan, dari faktor kendaraan pihaknya sering kali mengimbau konsumen untuk melakukan perawatan berkala, karena kendaaran apaoun itu butuh pengecekan berdasarkan pemakaian .

“Tujuannya adalah supaya mobilnya aman tidak membahayakan penumpang di dalamnya kalau untuk bus, atau membahayakan orang di sekitarnya," katanya.

"Atau kami menjamin barang yang dibawa oleh kendaraan kami tidak telat sampai tujuan,” ujar Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau