SEMARANG, KOMPAS.com - Karoseri Laksana, pembuat bodi bus di Indonesia menjadi perusahaan yang sangat peduli soal keselamatan. Berbagai uji keselamatan berstandar internasional sudah diterapkan pada bus produksinya.
Tercatat sejak 2018 sampai saat ini, sudah ada lima standar pengujian yang dilakukan Laksana. Mulai dari UN ECE R66, R93, R107, R80, dan terakhir itu R29, UN ECE sendiri singkatan dari United Nations Economic Commission for Europe.
Hadi Kristanto, Product Engineering Laksana, menjelaskan, satu per satu menenai standar keselamatan tersebut. Latar belakang dari pelaksanaan uji tersebut sebenarnya kembali dengan maraknya kecelakaan yang terjadi di Indonesia.
Baca juga: Bus Listrik Buatan Lokal Belum Bisa Jadi Transportasi Publik
"Kita prihatin dengan banyaknya masalah kecelakaan yang melibatkan bus di Indonesia. Makanya kita lakukan uji R66 atau guling sebagai awal," ucap Hadi di Ungaran, Kamis (6/7/2023).
Uji guling yang dilakukan Laksana terdiri dari dua, lewat simulasi 3D dan langsung. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya survival space atau ruang penyelamat ketika bus terguling, artinya penumpang tidak terhimpit bodi.
Kemudian ada R107 atau stability test dalam kondisi bus diam. Sesuai standar, bus dimiringkan sampai 28 derajat dan jangan sampai salah satu rodanya terangkat.
Baca juga: Alasan Tidak Boleh Membuka Kaca Jendela Mobil Saat Kondisi AC Menyala
"R107 kami lakukan ke satu bus secara acak, kita coba pakai alatnya, apakah sudah sesuai standar atau belum," kata Hadi.
Lalu ada R80, atau uji kekuatan bangku bus dan dudukannya ke rel. Simulasi dilakukan dengan jok yang diberi tarikan dan dorongan, apakah tetap di relnya atau malah terlepas.
"Pada awalnya belum sesuai standar, dari situ kami lakukan penyesuaian dan modifikasi. Akhirnya berhasil memenuhi standar R80," kata Hadi.
Selanjutnya ada R93, baru diberlakukan pada unit SR3 yang meluncur di GIIAS 2023. Standar ini adalah dengan pemasangan pelindung di bagian depan bus, melindungi kendaraan kecil agar tidak tersangkut ketika terjadi adu kambing.
“R93 itu parsial karena satu dan segala macam faktor sehingga masih berupa opsional kita tawarkan kepada pelanggan kami. Kalau pelanggan kami mau ya kami aplikasikan kepada bus-bus mereka," ucap Hadi.
Terakhir ada R29, di mana kekuatan kabin depan bus diuji, tujuannya untuk meningkatkan keselamatan pengemudi saat terjadi tabrakan. Mengingat, beberapa kali terjadi pengemudi terhimpit kolom setir sehingga sulit dievakuasi saat tabrakan adu kambing.
Selain itu, pada uji R29, diuji juga pintu depan agar tetap bisa dibuka setelah terjadinya tabrakan. Jadi untuk evakuasi penumpang lebih mudah, tidak lewat pintu darurat atau jendela.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.