Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelebihan Pakai Kendaraan Listrik, Lebih Ramah di Kantong

Kompas.com - 21/11/2022, 18:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Kendaraan listrik saat ini menjadi sebuah tren otomotif yang kian menanjak. Kendati demikian, masih ada beberapa hal yang dipertimbangkan oleh banyak orang untuk beralih ke kendaraan listrik.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, jika kegiatan mendorong tren kendaraan listrik sudah dilakukan oleh pihaknya sejak tahun 2021.

Baca juga: Indonesia Cross Country Rally Team Siap Bertarung di AXCR 2022

“Tahun lalu sudah mencoba melakukan konversi motor bekas. Dari sektor saya ESDM kita lihat jika keluhan lifting makin turun karena suhunya tua, sementara demand BBM makin tinggi, jadi kita impor minyak makin banyak,” kata Arifin pada acara Electric Vehicle – Funday yang disiarkan dari instagram Kementerian Perhubungan RI @kemenhub151.


Arifin menyebutkan jika dari percobaan konversi motor listrik menunjukkan jika penggunaanya lebih irit dari motor BBM.

Jika pakai motor BBM untuk jarak tempuh 30 km dibutuhkan 1 liter Pertalite dengan harga saat ini Rp 10.000. Namun jika jika menggunakan motor listrik hanya membutuhkan 1 kilowatt atau setara Rp 1.600.

“Kemudian, motor BBM itu setiap tahun harus ganti oli atau servis yang harus mengeluarkan bujet kurang lebih Rp 2 juta. Dengan motor listrik tidak perlu ganti oli dan servis berkala. Selain itu, kendaraan listrik juga mengurangi 100 juta ton emisi gas CO2,” kata Arifin.

Baca juga: Strategi Kemenhub Meningkatkan Populasi BEV di Indonesia

Pada acara yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan jika saat ini sudah banyak kendaraan listrik yang bentuknya keren dan lebih irit dari kendaraan berbahan bakar fosil (BBM).

“Untuk penggunaan keseharian bisa lebih irit 75 persen dalam sehari dibandingkan dengan motor BBM. Kalau biasanya mengeluarkan uang Rp 100 ribu sehari, ini Rp 25 ribu saja sudah cukup,” kata Budi.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) tengah mendengar penjelasan dari Toyota xEV Project  Leader  PT Toyota-Astra  Motor (TAM) Arie Hermawan (kiri) mengenai Toyota bZ4X  saat mengunjungi booth Toyota pada Pameran Kendaraan Listrik Berbasis  Baterai (PKLBB), di Kawasan Nusa Dua Bali, Minggu (12/11). Toyota All New bZ4X bersama Lexus UX300e yang  merupakan kendaraan Battery EV disediakan PT Toyota-Astra Motor (TAM) sebagai official car partner guna mendukunfg mobilitas delegasi partisipan KTT Puncak G20 Summit yang akan berlangsung di Nusa Dua Bali, 15-16 November 2022 mendatangdok.TAM Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) tengah mendengar penjelasan dari Toyota xEV Project Leader PT Toyota-Astra Motor (TAM) Arie Hermawan (kiri) mengenai Toyota bZ4X saat mengunjungi booth Toyota pada Pameran Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (PKLBB), di Kawasan Nusa Dua Bali, Minggu (12/11). Toyota All New bZ4X bersama Lexus UX300e yang merupakan kendaraan Battery EV disediakan PT Toyota-Astra Motor (TAM) sebagai official car partner guna mendukunfg mobilitas delegasi partisipan KTT Puncak G20 Summit yang akan berlangsung di Nusa Dua Bali, 15-16 November 2022 mendatang

Melansir dari laman dephub.go.id, berdasarkan hitungan yang dilakukan Ditjen Perhubungan Darat, satu liter BBM setara dengan 1,2 Kwh listrik. Maka dari itu, jika harga listrik per kWh Rp 1.444 atau dibulatkan Rp 1.500, berarti 1,2 kWh listrik harganya sekitar Rp 1.700.

Artinya penggunaan kendaran listrik jauh lebih hemat jika dibandingkan dengan satu liter BBM yang saat ini seharga Rp 10.000-21.000.

Pada mobil listrik, setiap 1 kilowatt hour (kWh) bisa menjalankan mobil listrik sejauh 5-7 kilometer, sementara dengan kapasitas penuh mobil listrik rata-rata sebesar 45 kWh, kendaraan listrik bisa melaju hingga 300 kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com