SEMARANG, KOMPAS.com - Selain tekanan udara, indikator ban tetap aman digunakan adalah dari ketebalan alur permukaannya.
Ban yang sudah botak sangat membahayakan, terlebih lagi jika digunakan pada kecepatan tinggi seperti di jalan tol.
Yahya Pambudi, Owner Budi Velg mengatakan, mengendarai mobil dengan ban yang sudah botak atau aus, memiliki risiko yang sangat tinggi.
Baca juga: Cara Singkat Cek Ketebalan Kampas Rem Tromol Mobil
"Daya cengkram ban berkurang dan kualitas kompon karet ban yang getas bisa jadi penyebab pecah ban," ucap Budi kepada Kompas.com, Sabtu (9/7/2022).
Yahya menjelaskan, ban yang sudah tak layak pakai, juga berisiko pecah lantaran benang atau kawat yang putus. Bagian dinding biasanya paling riskan sobek atau benjol.
Kepala Bengkel Honda Kusuma Siliwangi Teguh Dwi Harianto menjelaskan, indikator kelayakan ban dapat dilihat dari ketebalan alur. Sesuai rekomendasi pabrikan kedalaman alur minimal ban yang aman di angka 1,6 mm.
Baca juga: Harga Pertalite, Pertamax, dan Solar per Juli 2022
"Tapak luar, di ukur dari dalamnya alur sampai ke tapak ban. Batas aman untuk tetap digunakan tidak lebih 1,6 mm," kata Teguh.
Dia mengatakan, ban mobil jarang digunakan, otomatis tingkat elastisitas karetnya juga tetap harus di perhatikan.
"Layak atau tidak bisa dilihat dari kekerasan karet kompon ban. Karet yang mengeras karena jarang digunakan jalan bisa jadi benang dinding samping ban ada yang putus," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.