JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak yang mengatakan ujian dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) sulit. Sehingga, banyak yang mengambil jalan pintas dengan cara "nembak".
Sebenarnya, hal tersebut dilakukan karena kurangnya persiapan atau latihan dari si pemohon SIM. Sebab, dalam proses pembuatan SIM materi yang diujikan ada teori dan praktik.
Baca juga: Kapan Penggolongan SIM C Mulai Berlaku?
Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion Wahana, mengatakan, pihaknya bersama PT Astra Honda Motor (AHM) pernah bekerja sama membuat program pelatihan untuk pembuatan SIM C baru.
"Jadi, pesertanya dari siswa sekolah dan guru sebanyak 30 orang yang kita latih agar lulus dalam pembuatan SIM dengan prosedur normal (tanpa nembak) dan program ini tidak melibatkan Kepolisian," ujar Agus, kepada Kompas.com, belum lama ini.
Agus menambahkan, yang dilatih dalam keterampilan praktik tentu disesuaikan dengan metode yang ada di ujian SIM di Samsat, seperti pengereman, zigzag, dan figure 8.
Baca juga: Penggolongan SIM C Dibuat Berdasarkan Besaran Kubikasi Motor
"Jadi memang agar dapat lulus dalam ujian praktik SIM adalah melatih keterampilan berkendaranya, misal belajar pengereman yang aman, lalu belajar zigzag, putar balik, dan angka 8 tanpa turun kaki dan tanpa menyentuh traffic cone," kata Agus.
Menurut Agus, pada saat latihan banyak juga orang yang belum bisa melakukan hal tersebut. Apalagi, jika harus langsung ikut ujian di Samsat.
"Kebetulan waktu itu dari 30 orang yang lulus 25 orang, yang gagal rata-rata ada di teorinya tidak lulus, karena tidak belajar," ujar Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.