Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskon PPnBM Mobil 2.500 cc, Sebetulnya Buat Siapa?

Kompas.com - 24/03/2021, 08:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAs.com – Setelah memberikan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) buat mobil berkapasitas di bawah 1.500 cc, pemerintah kembali berencana merelaksasi PPnBM mobil berkubikasi hingga 2.500 cc.

Hal ini diungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa yang digelar virtual pada Selasa (23/3/2021).

Menkeu mengatakan, kebijakan ini telah dijadwalkan bakal berlaku mulai April 2021. Namun, pengumuman resminya baru dilakukan ketika Peraturan Menteri Keuangan (PMK) telah rampung dibuat.

Baca juga: Avanza Anda Kena Recall, Begini Cara Mengetahuinya

Perluasan pemberian PPnBM bagi mobil 2.500 cc sebelumnya sudah pernah disinggung saat melakukan dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI. Menurutnya, kebijakan tersebut memang sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Jadi sedang melakukan penyempurnaan, asal TKDN 70 persen bisa sampai 2.500 cc,” ujar Sri, dalam konferensi virtual (23/3/2021).

“Ini yang nanti meng-address isu mengenai beberapa permintaan terhadap mobil di atas 1.500 cc di dalam relaksasi PPnBM yang diberikan," kata dia.

Baca juga: Pengaruh Mesin Mobil Bila Diisi Pertalite Bukan Pertamax

Menanggapi hal ini, Ekonom Institute of Development for Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, pemberikan insentif bagi mobil berkapasitas maksimal 2.500 cc dirasa kurang tepat.

Pasalnya, kebijakan ini bakal mempengaruhi penerimaan negara dari pajak. Apalagi tujuan PPnBM sebetulnya untuk mengendalikan konsumsi barang-barang mewah.

“Ada potensi kehilangan pajak sebenarnya, mungkin rasio pajak kurang dari 8 persen. Tahun lalu sudah 8,3 persen dari PDB, jadi ada kekhawatiran makin turun. Karena idealnya sekitar 11-12 persen dari PDB, seperti negara-negara OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan),” ucap Bhima, kepada Kompas.com (23/3/2021).

Baca juga: Pakai Stiker RFID, Bayar Tol Bisa Tanpa Setop dengan Kecepatan 60 Kpj

Dari sisi segmentasi, mobil berkapasitas maksimal 2.500 cc tentu menyasar masyarakat dengan pendapatan kelas menengah ke atas.

Padahal menurut Bhima, masyarakat di segmen ini jadi yang paling khawatir dengan pandemi Covid-19. Apalagi pandemi juga belum berakhir.

“Masyarakat menengah ke atas paling concern terhadap pandemi, terbukti mereka masih menahan keuangan di perbankan. Jadi kalau diberikan diskon, pasti mereka berpikir ulang,” ujar Bhima.

“Memang harga lebih murah, tapi mereka enggak akan tertarik seketika. Masih ada kekhawatiran masyarakat untuk melakukan mobilitas, itu yang jadi pertanyaan sebetulnya (insentif) ini buat siapa?” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
menurut saya utk mengerakkan ekonomi kenapa gak membuka seluas2 nya sektor perekonomian yg dng demikian rakyar dpt bekerja dan menghasilkan uang utk kehidupan nya ..ex sektor pendidikan yg blm dibuka banyak pelaku ekonomi disana yg berdampak ,mall dibuka byk yg ttp rakyat mending buat makan dng bkrj


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Negara-negara Eropa Menyesal Beli Jet Tempur F-35 AS, Apa Alasannya?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau