Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Safety Riding Apresiasi Buku Panduan Touring IMI

Kompas.com - 02/12/2020, 09:22 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Ikatan Motor Indonesia (IMI) meluncurkan buku Panduan Tata Cara Berkendara Sepeda Motor Berkelompok, sebagai pedoman klub dan komunitas saat mau touring.

Adanya buku panduan ini diharapkan dapat meningkatkan keselamatan di jalan raya. Berisi soal apa yang perlu serta yang tidak boleh dilakukan saat berkendara secara berkelompok.

Pakar keselamatan berkendara dan juga Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, mengatakan, peluncuran buku panduan ini sangat baik sebagai sarana edukasi.

Baca juga: 13 Panduan Tata Cara Berkendara Motor Secara Berkelompok dari IMI

"Esensinya cukup bagus, maksud panduan ini merupakan sosialiasi dan pedoman bagi para pengguna kendaraan bermotor yang melakukan group riding," kata Jusri kepada Kompas.com, Selasa (1/12/2020).

Di satu sisi kata Jusri, buku panduan semacam ini bisa menjadi pegangan tata cara touring berkelompok yang benar, atau setidaknya sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Baca juga: Menag Majukan Lagi Libur Lebaran Jadi Tanggal 21 Maret agar Mudik Lebih Longgar

"Kita paham group riding ini sering timbul konflik, dan memunculkan kesan yang kurang baik. (Panduan) ini mengambil alih dan mensosialisasikan para stakeholder dan para pengguna," katanya.

Jusri mengatakan, buku panduan semacam ini bisa jadi pedoman soal cara berkendara secara berkelompok. Karena selama ini masih mengacu pada Motorcycles Safety Foundation (MSF).

"MSF ini mengacu di Amerika Serikat (AS) dengan kondisi tentu di sana yang infrastrukturnya jauh lebih bagus, jalannya lebar dan populasi tidak macet, mereka sudah punya panduan itu," katanya.

Baca juga: IMI Luncurkan Standardisasi Tata Cara Naik Sepeda Motor Berkelompok

Satu catatan Jusri ialah, panduan yang dikeluarkan IMI bukan aturan baku sebab IMI bukan pihak berwajib atau dalam hal ini polisi, maka tidak mengikat para pengguna jalan.

Maka harus ada kesadaran bagi pengguna jalan. Selain itu panduan tata cara berkendara berkelompok ini juga harus sejalan dengan Undang-undang yang berlaku. 

"Acuannya begini, karena ini dibuat oleh instansi non polisi, aturannya sesuatu yang bersinggungan dengan jalan raya ada dasar hukumnya yaitu UU LLAJ No 20 tahun 2009," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
sedia lowongan kerja posisi pengamat tuk mengisi berita,gratis titel pakar/ahli (by wartawan kehabisan berita),misal pengamat banjir,politik,tata kota-transportasi,startup,ekonom,militer,kepolisian,hukum tatanegara,kelautan,epidemiolog,dst nya.bikin sendiri jg boleh.lebih diutamakan dosen


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Momen Wanita Terperangkap di Mobil Saat Badai Tornado AS
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau