Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Idul Adha, Jangan Lupa Cek Tekanan Udara Ban Mobil

Kompas.com - 31/07/2020, 10:22 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Momen Idul Adha banyak dimanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman atau mudik.

Melakukan perjalanan menggunakan kendaraan pribadi untuk pulang ke tanah kelahiran, masih banyak dilakukan meski dengan kondisi seperti saat ini, yakni pandemi Covid-19.

Masyarakat juga tetap diimbau untuk menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus Corona semakin meluas.

Selain menerapkan protokol kesehatan, sebelum melakukan perjalanan mudik sebaiknya juga melakukan pemeriksaan terhadap kondisi mobil yang akan digunakan.

Baca juga: Tips Aman Mengemudi Sambil Mendengarkan Musik

Selain kondisi mesin, ada bagian yang juga sangat perlu diperhatikan, yaitu bagian kaki-kaki atau ban.

Ilustrasi cek tekanan udara pada banamericatop10.com Ilustrasi cek tekanan udara pada ban

Tekanan udara di dalam karet pembungkus pelek ini harus dijaga dan disesuaikan dengan kondisi beban kendaraan atau jumlah penumpangnya.

Penyesuaian tekanan udara ini selain bertujuan untuk kenyamanan dan keamanan juga untuk memaksimalkan fungsi pengereman.

On Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal menjelaskan, mobil mempunyai tekanan udara yang berbeda-beda tergantung dengan beban yang diangkutnya.

Baca juga: Nyetir Mobil Malam Hari Terasa Lebih Capek dan Bahaya, Ini Alasannya

“Kalau kendaraan kosong, tidak perlu tekanan udara yang tinggi pada ban agar nyaman, tidak terlalu keras, keausan ban baik, dan fungsi rem optimum,” kata Zulpata kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

stiker tekanan udaraKompas.com/Fathan Radityasani stiker tekanan udara

Zulpata juga mengatakan, berbeda halnya jika kendaraan membawa muatan penuh maka tekanan udara ban juga harus disesuaikan agar ban bekerja maksimal.

“Kalau tekanan udara yang ideal tersebut tidak diikuti, performa dari ban juga bisa berkurang. Misalnya ketika mobil kosong namun tekanan udaranya untuk mobil penuh,” ujarnya.

Jika hal ini dilakukan tentunya akan memberikan efek pada kendaraan saat dikendarai. Salah satunya adalah kendaraan terasa keras.

Baca juga: Ketahui Ini Bahayanya Naik Motor Sambil Mendengarkan Musik

“Efek lainnya seperti setir menjadi terlalu ringan dan sulit dikendalikan, keausan ban jadi tidak rata, hanya bagian tengahnya saja,” ucapnya.

Begitu pula sebaliknya, jika mobil dalam kondisi penuh sementara tekanan udaranya pada ban standar, maka mobil jadi tidak stabil.

Tidak hanya itu, kondisi seperti ini juga bisa berpotensi merusak dinding ban karena beban yang terlalu berat.

“Yang paling bagus adalah tekanan udara sesuai dengan rekomendasi dari pabrikan, jangan kelebihan dan jangan kekurangan,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau