Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Baru Selundupkan Pemudik, Pakai Mobil Towing dan Ditutup Terpal

Kompas.com - 04/05/2020, 10:12 WIB
Ari Purnomo,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Larangan mudik yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) PM No.25 tahun 2020, ternyata tidak serta merta ditaati oleh masyarakat.

Terbukti masih banyak para perantau yang berniat mudik, meski pos penyekatan setiap daerah dijaga ketat oleh petugas gabungan.

Ragam cara dilakukan oleh pemudik untuk mengelabuhi petugas, agar bisa pulang sampai ke kampung halamannya.

Seperti halnya yang dilakukan sejumlah pemudik yang hendak melintas di Kota Semarang, Sabtu (2/5/2020).

Baca juga: Kendaraan Pemudik yang Bawa Surat Keterangan Belum Tentu Lolos dari Petugas

Para pemudik menggunakan modus towing mobil untuk mengantarkan mereka menerobos jalur perbatasan di Kota Semarang.

Akan tetapi, upaya yang dilakukan tersebut tidak berhasil mengelabui petugas dan mereka pun diminta untuk putar balik ke daerah asalnya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang, Endro P Martanto mengatakan, aksi penyelundupan pemudik menggunakan mobil towing sudah dua kali terjadi di Semarang.

“Yang pertama di pos penjagaan di taman Unyil itu terjadi pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB, sedangkan malam harinya terjadi di pos Plamongan sekitar pukul 21.00 WIB,” kata Endro saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/5/2020).

Baca juga: Sudah 4.668 Kendaraan Pemudik yang Ditolak Masuk Jawa Timur

Modus yang digunakan, Endro menambahkan, adalah dengan numpang di mobil yang ditowing. Mobil tersebut ditutup terpal untuk mengelabuhi petugas yang berjaga di pos penyekatan.

“Petugas yang berjaga curiga lalu menghentikan mobil tersebut, setelah diperiksa ternyata ada pemudik di dalam mobil yang ditowing tersebut,” ujarnya.

Pengemudi pun tidak bisa berkilah saat petugas mengetahui bahwa truk towing itu hanya berpura-pura mengangkut mobil rusak.

Tetapi, pada kenyataannya hal itu hanyalah dijadikan sebagai modus belaka agar bisa lolos dari pemeriksaan petugas.

Mendapati kejadian ini, kendaraan pemudik itu pun langsung diminta untuk putar balik ke daerah asalnya.

Baca juga: Polisi Amankan Belasan Mobil Travel yang Selundupkan Pemudik

“Sanksinya ya putar balik, itu sudah merupakan sanksi yang berat,” tuturnya.

Endro mengatakan, para pemudik yang nekat menggunakan berbagai cara itu mengaku ingin pulang ke kampung halaman lantaran sudah tidak ada pekerjaan.

“Sehingga mereka pun memilih untuk pulang ke kampung, termasuk dengan menggunakan berbagai cara,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ketua PDI-P Sumut Sebut Partainya Dukung Pemerintahan Prabowo Tapi Tak Sebut Gibran
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau