Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Mobil Bergantung pada Orang Kaya Selama Pandemi

Kompas.com - 13/04/2020, 09:42 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri otomotif jadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Situasi ini menciptakan efek berantai, mulai dari berhentinya produksi, sampai menurunnya penjualan mobil.

Pandemi corona bahkan turut berimbas pada lembaga pembiayaan atau perusahaan leasing, yang harus menetapkan aturan baru.

Salah satunya dengan meningkatkan uang pangkal alias down payment (DP) di kisaran 50 persen sesuai dengan anjuran otoritas jasa keuangan (OJK). Dengan uang sebesar ini, maka yang masih bisa mencicil mobil baru adalah mereka kalangan atas yang punya ekonomi mumpuni.

Baca juga: Bukan Halangi Penjualan, Ini Alasan Leasing Naikkan DP Kendaraan Baru

 

Ilustrasi penjualan mobil. ISTIMEWA Ilustrasi penjualan mobil.

Corporate Secretary & Legal Compliance Division Head PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Arif Reza Fahlepi mengatakan, kebijakan meningkatkan DP merupakan bagian dari mitigasi risiko jika ada konsumen yang gagal melakukan pembayaran.

“Kami tidak sampai 50 persen, masih ada di sekitar 40 persen, secara risiko kami harus mempertimbangkan itu,” ujar Arif, belum lama ini.

“Jangan sampai kita jualan banyak, malah jadi tidak bagus (kredit macet) untuk perusahaan pembiayaan,” katanya.

Baca juga: Penjualan Mobil Diprediksi Runtuh 40 Persen Tahun Ini

 

Ilustrasi uang. Dok. HaloMoney.co.id Ilustrasi uang.

Dengan berlakunya aturan ini, maka tidak ada lagi kebijakan DP ringan untuk pembelian kendaraan baru. Paling tidak sampai pandemi corona berakhir.

Seperti diketahui, sebelumnya program DP ringan di kisaran 10-20 persen jamak diterapkan untuk menarik minat pembeli.

Artinya, saat ini hanya konsumen yang benar-benar memiliki uang atau orang kaya yang bisa memiliki kendaraan. Sementara bagi mereka yang belum memiliki dana cukup atau terbatas, akan kesulitan.

 Baca juga: PSBB Depok, Polisi Suruh Putar Balik Kendaraan yang Tak Berkepentingan

 

Ilustrasi keluarga berpelesir dengan kapal pesiar.Dok Costa Cruise Ilustrasi keluarga berpelesir dengan kapal pesiar.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan, industri otomotif saat ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.

Sebab kelompok masyarakat ini dinilai memiliki keuangan yang aman hingga beberapa bulan ke depan, dan sanggup melakukan pembelian kendaraan.

“Daya beli masyarakat secara umum kini mengalami penurunan. Konsumsi rumah tangga jadi prioritas, ketimbang pembelian kendaraan,” ucap Tauhid (10/4/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau