Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penjualan Mobil Bergantung pada Orang Kaya Selama Pandemi

JAKARTA, KOMPAS.com – Industri otomotif jadi salah satu sektor yang paling terpukul akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Situasi ini menciptakan efek berantai, mulai dari berhentinya produksi, sampai menurunnya penjualan mobil.

Pandemi corona bahkan turut berimbas pada lembaga pembiayaan atau perusahaan leasing, yang harus menetapkan aturan baru.

Salah satunya dengan meningkatkan uang pangkal alias down payment (DP) di kisaran 50 persen sesuai dengan anjuran otoritas jasa keuangan (OJK). Dengan uang sebesar ini, maka yang masih bisa mencicil mobil baru adalah mereka kalangan atas yang punya ekonomi mumpuni.

Corporate Secretary & Legal Compliance Division Head PT Mandiri Tunas Finance (MTF) Arif Reza Fahlepi mengatakan, kebijakan meningkatkan DP merupakan bagian dari mitigasi risiko jika ada konsumen yang gagal melakukan pembayaran.

“Kami tidak sampai 50 persen, masih ada di sekitar 40 persen, secara risiko kami harus mempertimbangkan itu,” ujar Arif, belum lama ini.

“Jangan sampai kita jualan banyak, malah jadi tidak bagus (kredit macet) untuk perusahaan pembiayaan,” katanya.

Dengan berlakunya aturan ini, maka tidak ada lagi kebijakan DP ringan untuk pembelian kendaraan baru. Paling tidak sampai pandemi corona berakhir.

Seperti diketahui, sebelumnya program DP ringan di kisaran 10-20 persen jamak diterapkan untuk menarik minat pembeli.

Artinya, saat ini hanya konsumen yang benar-benar memiliki uang atau orang kaya yang bisa memiliki kendaraan. Sementara bagi mereka yang belum memiliki dana cukup atau terbatas, akan kesulitan.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan, industri otomotif saat ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.

Sebab kelompok masyarakat ini dinilai memiliki keuangan yang aman hingga beberapa bulan ke depan, dan sanggup melakukan pembelian kendaraan.

“Daya beli masyarakat secara umum kini mengalami penurunan. Konsumsi rumah tangga jadi prioritas, ketimbang pembelian kendaraan,” ucap Tauhid (10/4/2020).

https://otomotif.kompas.com/read/2020/04/13/094200615/penjualan-mobil-bergantung-pada-orang-kaya-selama-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke