Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Rumah Saja, Cek Busi dan Kenali Gejala Kerusakannya

Kompas.com - 03/04/2020, 18:22 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meluasnya penyebaran virus corona (Covid-19) di Indonesia, membuat pemerintah memperpanjang masa kerja dari rumah, alias work from home (WFH) hingga 19 April 2020.

Nah, bagi pemilik kendaraan khususnya sepeda motor, momen ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan perawatan mandiri, alias dari rumah tanpa perlu pergi ke bengkel.

Kegiatan ini bisa diisi dengan konten yang ringan, salah satunya seperti melakukan pengecekan busi.

Seperti diketahui, meski bentuknya kecil, namun busi memiliki peran penting pada motor.

Fungsinya sebagai pemercik api di ruang bakar tak bisa dianggap remeh, karena bila kondisinya sudah tidak baik maka otomatis bisa mempengaruhui performa kerja mesin.

Baca juga: Daftar Harga Mobil Murah Bekas April 2020, Mulai Rp 60 Jutaan

Diko Oktaviano, Technical Support NGK Busi Indonesia, mengatakan untuk melakukan pengecekan busi pada motor caranya sangat mudah. Hal utama adalah memastikan peralatannya lebih dulu.

"Sebenarnya lebih sederhana dibandingkan mobil. Cukup kunci-kunci standar yang sebenarnya sudah disediakan di kompertemen saat kita membeli motor. Agar lebih detail, bisa ditambahkan kaca pembesar untuk melihat kerusakan busi," ujar Diko kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Perlua diingat, saat akan membuka busi pastikan kondisi mesin motor sudah dingin, atau lebih baik dilakukan saat pagi hari sebelum motor dinyalakan.

Proses pemasangan busi kembali juga harus diperhatikan, jangan sampai terlalu kencang.

Menurut Diko, usai membuka busi dari silinder head mesin motor, ada baiknya untuk langsung melakukan pengecekan dengan kaca pembesar untuk memantau kondisinya.

Baca juga: Ternyata Kaca Belakang Bus Punya Fungsi Ganda

Diko menjelaskan ada beberapa gejala kondisi yang bisa diperhatikan oleh pemilik motor, seperti carbon fouling, overheat, corona stain, flash over, dan bahkan keausan normal.

"Secara normal pemakaian busi biasanya akan mengalami pengerakan karbon ataupun tingkat keausan tinggi, kalau sudah seperti ini penggantian busi menjadi alternativ pilihan yang terbaik dibandingkan membersihkannya," ucap Diko.

Untuk proses pembersihan, Diko menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Bila tujuannya hanya membersihkan kerak kotoran yang menempel, baiknya menggunakan cairan penetran saja, lalu dilap menggunakan kain.

Baca juga: Ternyata Tren Keliling Jakarta, Di Mobil Aja Ada Positifnya

"Tidak disarankan membershikan menggunakan amplas atau benda tajam lainnya seperti sikat kawat. Jika karbon sudah memenuhi seluruh permukaan elektroda dan insulator, lebih baik ganti dengan busi baru," ujar Diko.

"Dengan busi baru akan membati mengembalikan performa busi agar bekerja optimal, kondisi juga akan berpengaruh pada performa serta kenyamanan saat berkendara," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jelang Laga Kontra Bahrain Kluivert Coret 5 Pemain Timnas, Siapa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau