SOLO, KOMPAS.com- Yamaha Scorpio ternyata mempunyai grade kualitas yang berbeda untuk setiap generasinya. Seperti diketahui PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) mulai memasarkan motor berjuluk Kalajengking itu pada 2002.
Ternyata kuda besi dengan kubikasi 225 cc itu statusnya sebagai motor CBU (Completely Built Up) Jepang. Motor tersebut didatangkan secara utuh dari Jepang dan dipasarkan di Indonesia.
Saat awal dipasarkan, produk ini digadang-gadang akan meneruskan kesuksesan RX-King. Maka tidak heran jika sekilas tampilannya sangat mirip dengan motor raja jalanan tersebut.
Seperti bentuk lampu depannya yang oval, panel speedometer dan odometer, termasuk bentuk tangkinya yang kotak. Sehingga, banyak yang kemudian menyebutnya sebagai Scorpio tengki (tangki) kotak (Steko).
Baca juga: 3 Alasan Yamaha Scorpio Bekas Masih Diburu dan Punya Harga Tinggi
Ketua Umum Adventure Scorpio Indonesia Club Surakarta (ASICS) Patrice Haryanto mengatakan, salah satu alasan kenapa Scorpio G (getter) banyak diburu karena memang memiliki kualitas yang paling baik dibandingkan generasi setelahnya.
“Kualitas bahannya lebih bagus karena CBU dan didatangkan langsung dari Jepang, kemudian untuk CDInya juga tidak ada limitnya,” katanya pria yang akrab disapa Lik Totok ini kepada Kompas.com, Sabtu (7/3/2020).
Lik Totok pun mengaku tidak terlalu heran jika kemudian banyak pencinta kuda besi yang memburu keberadaan Steko ini. Bahkan, jika harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah menurutnya juga masih wajar.
“Ya kalau harganya bisa sangat tinggi mencapai puluhan juta rupiah juga masih wajar,” ucapnya.
Baca juga: [POPULER OTOMOTIF] Avanza Menang Lagi dari Xpander | Scorpio Bekas Tembus Puluhan Juta Rupiah
Pria yang menjabat sebagai Gubernur Ikatan Motor Scorpio Indonesia (IMSI) Jateng DIY itu mengatakan, selama ini dirinya sudah berulang kali berganti motor Pio sebutan Scorpio.
Tetapi dibandingkan dengan keluaran tahun muda, Pio yang keluar pada rentang waktu 2002 hingga 2005 adalah yang terbaik.
“Saya juga pernah punya Pio keluaran tahun 2009 mesinnya kasar, saat saya cek tidak ditemukan ada kerusakan.
Jadi menurut saya yang sudah tujuh kali berganti Pio, yang terbaik itu mulai 2002 sampai 2005, mentoknya di 2006,” katanya.
Menurut dia, sekarang ini Steko sudah sangat sulit ditemukan maka banyak pemilik Pio yang mengubah bentuk bodi Scorpio menjadi Steko. Sehingga, seolah-olah motor yang ditungganginya tersebut adalah benar-benar Steko.
“Sekarang lagi ramai Steko, banyak yang mencarinya tapi barangnya sulit,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.