Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Salah Pengemudi yang Masih Disepelekan Ketika Menyetir

Kompas.com - 03/02/2020, 09:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Teknik menyetir mobil merupakan keahlian yang bisa dilatih. Namun, ada juga kebiasaan yang disepelekan tetap dilakukan oleh pengemudi, padahal bersifat tidak aman.

Alasannya, karena sudah menjadi kebiasaan, kadang pengemudi tidak sadar kalau hal tersebut bisa membahayakan.

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre (RDC) di Depok, mengatakan, kebiasaan seperti menginjak pedal kopling ketika jalan menurun, kaki selalu menempel di pedal kopling, dan menggenggam setir yang tidak aman.

“Menginjak pedal kopling ketika turunan tidak sesuai dengar standar yang aman. Perilaku  tersebut bisa menyebabkan mobil turun dengan kecepatan yang tidak bisa dikontrol pengemudi,” kata Marcell kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Ragam Kesalahan Newbie saat Baru Bisa Nyetir Mobil

Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.Youtube/Maxresdefault Posisi kaki kiri tengah menginjak kopling saat mengendarai mobil bertransmisi manual.

Masih tentang pedal kopling, Marcell mengatakan, kalau kaki yang selalu menempel pada pedal kopling juga kebiasaan yang salah. Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh pengemudi yang takut mesinnya mati, padahal justru membuat kampas kopling cepat aus dan kaki pengemudi cepat pegal.

Cara memegang setir juga ada caranya. Sebaiknya tidak menggunakan hanya satu tangan untuk mengolah setir, itu kebiasaan yang salah dan membahayakan. Selain itu tangan tidak boleh menggenggam setir.

“Kalau setir dibayangkan seperti jam, letakkan tangan kanan di jam tiga dan tangan kiri di jam sembilan dengan ibu jari tidak menggenggam setir. Mengapa, karena ketika airbag mengembang, tidak melukai jempol pengemudi,” ucap Marcell.

Baca juga: Kesalahan Manusia Jadi Penyebab Terbesar Kecelakaan Selama 2019

Pada kesempatan yang berbeda, Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), menambahkan, di beberapa daerah, masih ada salah kaprah penggunaan lampu hazard sebagai indikator untuk berjalan lurus di persimpangan.

“Penggunaan lampu hazard sebagai indikator jalan lurus masih digunakan di beberapa daerah. Tentu saja salah kaprah, jika dilakukan malah membuat bingung pengendara lainnya dan bisa menyebabkan kecelakaan,” ujar Jusri.

Kesalahan

ilustrasi kursus mengemudiKompas.com/Fathan Radityasani ilustrasi kursus mengemudi

Melakukan sejumlah kesalahan seakan menjadi hal yang lazim bagi pengemudi pemula. Namun ada hal yang harus diperhatikan agar tidak mengakibatkan kesalahan yang fatal.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana angkat bicara. Menurut Sony kesalahan pengemudi pemula adalah kurangnya pemahaman tentang kendaraan dan operasional.

"Pengemudi pemula biasanya melakukan injak pedal tidak lembut, sering slip pedal gas dan kopling (untuk mobil manual). Sehingga kendaraan bergerak tersendat bahkan terkadang responnya lama," jelas Sony kepada Kompas.com, Senin (27/01/2020).

Ani Rahayu, Mitra Grab menjelaskan fungsi layar dan tombol yang ada di Hyundai IONIQ EVKaina Harini Ani Rahayu, Mitra Grab menjelaskan fungsi layar dan tombol yang ada di Hyundai IONIQ EV

Sony melanjutkan, hal yang paling berbahaya saat pengereman, biasanya terjadi pada mobil matik.
"Pengemudi sering melakukan pengereman mendadak. Ini kerap terjadi pada mobil matik," lanjut Sony.

Baca juga: Kursus Mengemudi Bukan Sekadar Cara Menyetir

Pengemudi pemula juga kurang sensitif dalam membaca putaran mesin (RPM). Hal ini membuat perpindahan gear di RPM tinggi atau tidak konsisten, yang bisa berefek pada konsumsi bahan bakar.

Menurut Sony, kesalahan yang paling awam dilakukan oleh pengemudi pemula adalah menentukan posisi kendaraan dan ruang imajiner di depan jalan yang belum akurat, sehingga sering menyerempet sesuatu yang ada di dekat mobil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com