JAKARTA, KOMPAS.com – Kemacetan di kawasan Puncak Bogor hampir terjadi di setiap akhir pekan, atau saat liburan panjang.
Masyarakat yang hendak berlibur atau rekreasi di Puncak harus rela melewati antrean kendaraan belasan hingga puluhan kilometer sebelum tiba di destinasi wisata tujuan.
Untuk mengurangi tingkat kepadatan di jalur Puncak, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berencana mengembangkan sistem transportasi massal di kawasan tersebut.
Misalnya dari terminal Baranangsiang di Bogor menuju Puncak dan sebaliknya, hingga bisa mengatasi masalah kemacetan.
Bambang Prihartono, Kepala BPTJ, berujar jika kawasan puncak sejak dulu belum pernah memiliki alat transportasi massal yang memadai. Hal ini yang membuat masyarakat hanya memilih kendaraan pribadi untuk menuju ke sana.
Baca juga: Masih Ujicoba, Skema 2-1 di Jalur Puncak Berjalan Tanpa Sanksi
“Kawasan Puncak itu sejak 30 tahun lalu ya seperti itu saja. Padahal Puncak itu kan kawasan wisata, kami harapkan nanti bisa jadi kawasan wisata nasional. Kami akan segera bangun angkutan massal di kawasan Puncak,” ucap Bambang di Jakarta, Senin (2/12/2019).
Bambang juga mengatakan, pihaknya masih mengkaji transportasi massal jenis apa yang cocok diterapkan di kawasan puncak.
Transportasi massal rencananya harus yang bisa terkoneksi dengan terminal besar atau stasiun LRT yang tengah digarap di sepanjang jalan tol Jagorawi.
“Konsepnya bisa cabble cars atau bisa juga LRT. Pasti banyak perusahaan swasta yang tertarik karena ini kan daerah wisata,” ujar Bambang.
Baca juga: Aturan Ganjil Genap Tidak Bisa Diterapkan di Jalur Puncak
Bambang menambahkan, skema pendanaan proyek ini rencananya akan menggandeng pihak swasta untuk berinvestasi.
Meski begitu, dirinya belum dapat memastikan kapan rencana ini bisa terealisasi.
“Untuk mengatasi kemacetan puncak secara umum kami punya tiga kebijakan. Kebijakan jangka pendek, kami lakukan dengan rekayasa lalu lintas. Jangka menengah dengan mencari jalur alternatif dan jangka panjang dengan angkutan massal,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.