JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah video tengah viral dan menjadi perbincangan warganet. Video ini muncul setelah sebelumnya pada akhir pekan lalu, terdapat laporan kecelakaan mobil supersport Lamborghini di Jalan Tol Solo-Sragen.
Dalam video viral tersebut terlihat Lamborghini Aventador berwarna oranye berada di sisi kanan jalan tol. Mobil sport berbanderol lebih dari Rp 7 miliar tersebut berada di depan perekam video.
Baca juga: Anggota TNI Terduga Penembak Polisi di Way Kanan Serahkan Diri dan Ditahan
Tampak kondisi saat itu tengah hujan deras terlihat dari permukaan jalan yang tertutup air. Dalam sepersekian detik, Lamborghini tersebut melesat dan menghilang di tengah kumpulan kabut air.
Saat itu sang pemilik video tidak mengetahui bahwa dirinya telah merekam kondisi sebelum kecelakaan yang menimpa sang "Lambo".
PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) membenarkan info kecelakaan tunggal yang terjadi pada mobil mewah tersebut. Dalam keterangannya, kejadian diperkirakan pukul 15.40 di KM 511+100 jalur arah Sragen, Minggu (24/11/2018). Tidak ada korban jiwa pada kecelakaan tersebut.
Baca juga: Ariel NOAH Tanggapi Ahmad Dhani yang Sebut Uji Materi UU Hak Cipta ke MK Kekanak-kanakan
Efek "Aquaplanning"
Dari video yang beredar tersebut terlihat pengemudi Lamborghini tidak mengindahkan kondisi jalan yang cukup tergenang air karena hujan. Pengemudi tancap gas hingga dalam hitungan detik menghilang dari pandangan.
Baca juga: Warganet Temukan Catatan Belanda Anggap Orang Indonesia sebagai Bangsa Barat, Apa Kata Ahli?
Pengemudi tidak sadar apa yang ia lakukan di tengah cuaca hujan dapat berbahaya bagi dirinya. Efek aquaplanning yang menjadi momok berkendara saat hujan mungkin jadi penyebab kecelakaan Lamborghini tersebut.
Aquaplanning adalah kondisi ban tidak sepenuhnya menapak dengan aspal akibat air hujan yang menggenang. Peristiwa ini terjadi sepersekian detik dengan gabungan kecepatan kendaraan, bobot kendaraan dan momentum yang ditimbulkan saat mobil bergerak dengan kecepatan tinggi.
“Ini alasannya mengapa saat hujan tidak boleh berkendara terlalu kencang. Banyak faktor yang bisa menyebabkan kendaraan tergelincir atu kecelakaan lainnya. Perlambatan pun hanya bisa dilakukan dengan cara bertahap, tidak bisa dadakan bahkan dengan mengganti gigi transmisi ke lebih rendah,” ucap Training Director Indonesia Road Safety Agent (IRSA) Poedya Santosa beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jadwal dan Cara Tukar Uang Baru di BCA, BRI, BNI, dan Mandiri untuk Lebaran 2025
Masih ingat peristiwa batalnya GP Inggris di Silverstone beberapa waktu lalu? Loris Cappirosi sebagai Direktur Keselamatan menjelaskan akan sangat berbahaya berkendara menabrak genangan air pada kecepatan 270 kilometer per jam. Pembalap tidak dapat mengontrol arah sepeda motor terlebih dengan tenaga besar yang dimiliki motor balap tersebut serta penampang ban yang lebar.
Beruntung dalam kecelakaan Lamborghini tersebut tidak ada korban jiwa.
View this post on InstagramThx2 yah om @sukakijang share videonya ????? Hati2 ngebut saat hujan yah om/nte #justsharing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Otomotif
Brandzview
Otomotif
News
Tekno
Money
Brandzview
News
Tekno
News
Regional
Prov
Hype
News