Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pikap Tahu Bulat Terbakar, Perlu Edukasi?

Kompas.com - 23/02/2018, 10:11 WIB
Febri Ardani Saragih,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com – Mobil pikap yang digunakan seseorang untuk berdagang tahu bulat terbakar di dekat Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat, pada Rabu (21/2/2018). Kejadian ini mengingatkan kita untuk terus menghindari prilaku membahayakan di jalan raya.

Dari laporan akun Instagram @kontributorjakarta dijelaskan api diduga berasal dari kebocoran gas yang dipakai untuk memasak. Mobil hangus dilalap api.

Cara berdagang tahu bulat di atas pikap seperti terlihat dilakukan masyarakat belakangan ini masuk dalam kategori aktivitas ekstrem. Sebab, indikasinya peralatan memasak tidak dipasang dengan benar, memasak saat pikap berjalan, dan peredaran pikap berada di jalan raya yang bisa membahayakan orang lain.

“Aktivitas usaha menggunakan kendaraan bermotor menggunakan fasilitas publik tidak boleh terlepas dari Undang-Undang dan filosofi keselamatan jalan. Apakah itu sudah divalidasi oleh pemerintah? Kalau kendaraan bak pada umumnya divalidasi atau uji KIR lebih dulu,” kata Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Kamis (22/2/2018).

Bila tidak lewat persetujuan pemerintah berarti ilegal, kata Jusri. Tindakan menyalahi hukum seperti itu ada konsekuensinya. Bila pedagang tahu bulat seperti itu lolos uji KIR maka sudah seharusnya ada tanggung jawab pemerintah karena telah menganggap layak beroperasi.

“Aktivitas berdagang menggunakan kendaraan bermotor sah saja dilakukan ketika urusan hukum tadi dilaksanakan. Selain itu pedagang juga harus selalu melakukan pengecekan terhadap peralatan yang dibawa sebab risiko kebakaran itu sangat mudah terjadi,” ucap Jusri.

Ada tiga unsur pembuat api, yaitu bahan bakar, udara (oksigen), dan pemicu. Bahan bakar pada pikap tahu bulat bukan cuma cairan bahan bakar, tetapi juga bisa plastik, kertas, karet, dan bahan lainnya yang bisa terbakar.

Oksigen bisa didapat dari udara, sedangkan pemicu bisa datang dari mana saja. Pemicu kebakaran misalnya kebocoran gas, minyak panas yang tumpah, keteledoran pedagang, atau yang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com