Jakarta, KompasOtomotif – Saat ini, produsen aki gencar menggembar-gemborkan jenis maintenance free (MF) atau bebas perawatan, umum menyebutnya aki ”kering”. Jenis ini ditujukan untuk konsumen yang terlalu sibuk atau malas merawat aki secara berkala. Rata-rata, harganya lebih mahal 25-30 persen jika dibandingkan baterai biasa (basah).
Kendati demikian, penjualan aki kering masih jauh di bawah aki basah. Menurut Hadi, GM PT Wacana Prima Sentosa, distributor utama Massiv, aki kering hanya memperoleh 15 persen pasar nasional. ”10 tahun lalu kontribusinya 10 persen. Kini naik sedikit jadi 15 persen. Aki basah tetap favorit karena harganya jauh lebih murah," jelas Hadi.
Ditegaskan, sebenarnya aki kering tetap basah. Cairan yang biasa tampak pada aki basah diganti dengan jel dan ditutup rapat sehingga tingkat penguapan kecil.
Hadi optimis aki basah Massiv yang diklaim anti virus pada 2013 diharapkan bisa terjual 300.000 unit atau naik 20 persen dibanding penjualan tahun lalu.
Selain basah, Massiv juga punya aki kering dengan sebutan Thunder. Samua aki tersebut diproduksi di pabrik PT Trimitra Baterai Perkasa, Cilincing, yang juga memproduksi Yuasa dan G-Force dengan kapasitas produksi 4,4 juta unit aki per tahun.