Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya Baik yang Hampir Punah, Pria Ini Selalu Menolong Orang di Jalan

Kompas.com - 15/09/2024, 08:41 WIB
Erwin Setiawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kendala di jalan bisa menghampiri siapa saja, termasuk pejalan kaki, pesepeda, pengendara motor atau mobil sekalipun. Tak jarang, ketika kita menghadapi kesulitan di jalan, bakal susah untuk mendapatkan pertolongan.

Stigma buruk masyarakat, terlebih lagi di malam hari, membuat sebagian besar orang enggan terlibat terlalu jauh dalam hal berinteraksi dengan orang asing di jalan, terlebih memberi pertolongan.

Maraknya modus kejahatan, serta tindak kriminal di jalan, telah mengubah pandangan masyarakat bahwa menolong orang lain di jalan sangat berisiko, khususnya pada malam hari. Namun, pria asal Yogyakarta ini ingin mengubah pandangan tersebut.

Baca juga: Video Pria Kendarai Motor dengan Ban Bocor, Ketahui Dampaknya

@momo.wikan "Tidak perlu menjadi sempurna,,,,, Cukup berusahalah untuk menjadi lebih bermanfaat dari sebelumnya,,,,, Itu sudah sangat luar biasa,,,,," ???? #fyp #fyp? #jalanan #bermanfaat #inspirasikehidupan #motivasihidup #hondac70classic #jogja24jam #yogyakarta ? rasa ini vierra piano - Lyn ????

 

Wikan Widiyatmoko alias Momo Wikan (30), Pemilik akun TikTtok @momo.wikan berharap dari konten yang dibagikan dapat menginspirasi masyarakat, bahwa menolong orang lain di jalan merupakan budaya baik dan perlu dilestarikan.

“Saya dibesarkan oleh keadaan di jalanan sejak kecil, pas waktu masih duduk di bangku SMP, karena saya bandel, orang tua tidak mau memberi uang jajan untuk beli rokok, tapi saya ingin, maka dari itu saya memutuskan menjadi tukang parkir di daerah Gejayan,” ucap Momo kepada Kompas.com, Sabtu (14/9/2024).

Momo mengatakan, hidup di jalanan memang tak mudah. Sehingga, ia kerap mengalami kesusahan seperti kehabisan bensin di jalan, motor mogok dan sejenisnya. Malangnya, Momo menghadapi kondisi sulit tersebut selalu sendirian, tak seorang pun mau membantunya.

Baca juga: Hati-hati Modus Motor Mogok, Minta Stut tapi Motor Dibawa Kabur

Ilustrasi Tugu Jogja di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada malam hari. Dok. Unsplash/Titus Windi Priatmoko Ilustrasi Tugu Jogja di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada malam hari.

“Saat itu tentu merasakan sedih, karena ketika saya kesusahan tidak ada yang membantu, lantas saya bertekad ingin membalas dendam terhadap keadaan, pada suatu titik saya tak ingin orang lain mengalami hal serupa dengan yang saya alami,” ucap Momo.

Sejak saat itu, Momo mulai memberikan bantuan kepada orang lain yang ia jumpai di jalan. Pertolongan yang diberikan juga tidak mengikat pada uang, dan hal-hal besar.

“Dari hal kecil, dan sesuai kemampuan saja, seperti nyetep (stut) motor, berbagai bensin, membelikan bensin, mencari tambal ban, mencari alamat, tak tentu, yang penting saya mampu dapat bermanfaat buat orang tersebut,” ucap Momo.

Baca juga: Jangan di Stut, Begini Cara Derek Motor Mogok yang Benar

Seorang perempuan mendorong motor karena ban bocorTangkapan layar Seorang perempuan mendorong motor karena ban bocor

Momo mengatakan, budaya baik ini perlu diteruskan dan didakwahkan. Selain bisa memberikan manfaat dan menjaga nama baik kota, khususnya Yogyakarta, kegiatan tersebut juga dapat menjadikan manusia sebagai layaknya manusia.

“Manusia kan tidak hidup masing-masing, mereka akan selalu membutuhkan bantuan orang lain, jika tidak ada langkah kecil menuju perubahan, maka rasa kemanusiaan itu akan luntur, kenyamanan kota juga tidak akan tercipta,” ucap Momo.

Momo berharap, budaya baik saling menolong bisa diterapkan di segala aspek kehidupan, begitu juga bisa menyebar ke kota-kota lain agar dunia menjadi lebih indah, aman dan menyenangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau