Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Modus Motor Mogok, Minta Stut tapi Motor Dibawa Kabur

Kompas.com - 24/06/2024, 14:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus kejahatan di jalan semakin beragam. Pengendara sepeda motor mesti lebih waspada sebab modus kejahatan yang dilakukan tak melulu memakai kekerasan.

Salah satu kasusnya viral di media sosial, yaitu pengendara motor yang motornya dibawa kabur karena berniat baik, yaitu "menyetut" atau mendorong motor orang lain pakai kaki yang mengaku mogok.

Baca juga: Rekomendasi 5 Helm Nyaman untuk Hijaber

Kisah itu dibagikan akun Instagram, Info Ciledug, seorang karyawan yang menyambi ojek online dimintai tolong untuk menyetut motor.

Ketika di lampu merah, pelaku minta ganti motor dengan alasan lebih cepat menyetut tapi kemudian motor korban dibawa kabur.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Info Ciledug (@info_ciledug)

Pelaku membawa motor Honda Supra, sedangkan motor korban ialah Vario 125 dengan pelat B 4320 EBO.

"Nah pas udah sampai di Lampu Merah, pelaku turun dan minta tukeran motor katanya dia aja yang dorongin alasannya biar lebih cepet. Tapi setelah tukeran motor pelaku langsung tancap gas bawa kabur motor karyawan saya dan motor Supranya ditinggal," tulis keterangan video, dikutip Senin (24/6/2024).

Modus seperti ini mungkin terbilang baru tapi konsepnya sebetulnya sering terjadi. Bisa dibilang mirip seperti orang pura-pura test ride saat mau beli motor bekas tapi kemudian kabur.

Menyikapi hal tersebut, Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving (JDDC) mengatakan, pola seperti ini sebetulnya pola yang berulang. Cara terbaik mengatasinya ialah lebih selektif saat membantu orang.

Baca juga: Periksa Alat Mounting Ban Serep Secara Berkala

Potongan gambar sepeda motor warga mogok usai mengisi BBM Pertalite di SPBU Deli Serdang, Senin (26/2/2024)Dok Instagram mediagramindo Potongan gambar sepeda motor warga mogok usai mengisi BBM Pertalite di SPBU Deli Serdang, Senin (26/2/2024)

"Jadi kasus ini kita melihatnya kecorobohan, yaitu kewaspadaan terhadap kemungkinan terburuk itu tidak ada pada yang bersangkutan. Korban biasanya terlalu positif," ujar Jusri kepada Kompas.com, Senin (24/6/2024).

Menukil istilah Bang Napi, "Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah-waspadalah!,” maka pengendara motor mesti lebih siaga.

"Hal itu ialah hal yang normal untuk berhati-hati terhadap orang yang tidak dikenal," ujar Jusri.

"Adalah suatu yang wajar kalau kita berhati-hati jika didekati orang yang tidak dikenal, minta bantuan atau menawarkan bantuan. Anda lebih baik bersusah payah menolak daripada menyesal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau