Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan di Stut, Begini Cara Derek Motor Mogok yang Benar

Kompas.com - 27/02/2024, 09:12 WIB
Selma Aulia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepeda motor yang mogok biasanya akan didorong dari belakang atau di stut, untuk dibawa ke bengkel terdekat.

Namun, cara tersebut ternyata salah dan bisa membahayakan keduanya karena dapat menyebabkan risiko kecelakaan.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, keseimbangan pengendara yang mendorong bisa terganggu.

Baca juga: Perbaikan Jaringan, Perpanjang SIM Sempat Tidak Bisa

“Kaki pengendara yang sehaarusnya ada di bawah untuk kesimbangan kemudian harus diangkat. Otomatis titik gravitasi akan pindah ke atas, keseimbangan pengendara menjadi terganggu,” kata Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Dorong motor matikat0zz.wordpress.com Dorong motor matik

Sony mengatakan, motor akan lebih mudah oleng dalam kondisi tersebut sehingga meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan.

Sementara, Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, stut motor mogok ini membahayakan keselamatan kedua pengendara karena bisa hilang keseimbangan, jadi lebih baik di tarik.

Baca juga: DallIgna Sebut Aspek Aerodinamis pada MotoGP Masih Perlu Digali

“Lebih baik jika motor mogok ditarik dari depan, buka didorong dari arah samping. Apalagi jika pengendara belum terlalu mahir, maka bisa berbahaya,” kata Agus.

Agus menyarankan, ketika menarik motor sebaiknya tali yang digunakan tidak sembarangan. Pilihan yang tepat adalah menggunakan tali pengikat khusus derek.

“Biasanya, yang dilakukan tim Help dari Wahana Honda tali pengikatnya dikaitkan ke bagian rangka pelat nomor dengan alat khusus. Namun, jika pengendara lain mungkin bisa dikaitkan di bagian kepala motor mengikat ke arah setang agar lebih kuat,” kata Agus.

Perlu diperhatikan, ketika ditarik jangan sampai motor sulit berbelok dan pastikan jarak motor aman.

“Cukup 2 meter dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam. Agar tetap aman dalam melakukan pengereman,” kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com