TANGERANG, KOMPAS.com - Kondisi pasar otomotif nasional saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengakui pihaknya tidak menyangka kondisi ini bisa berlarut-larut.
Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono, mengatakan, dari sisi penjualan, sebenarnya memang kondisi di tahun 2024 ini di perkiraan awal memang dari pelaku otomotif menduga pasti akan lebih lambat.
Baca juga: Daihatsu Belum Mau Jualan Rocky Hybrid
"Sebab, memang agendanya kan lagi ada pemilihan presiden (pilpres) di Februari. Tapi, yang membuat kami menjadi agak heran memang begitu setelah pilpres, lalu puasa dan lebaran, di situlah kami mulai merasa ternyata memang tidak kunjung naik," ujar Tri, kepada wartawan, saat ditemui di booth Daihatsu, di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024, Kamis (18/7/2024).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-Juni 2024 total distribusi mobil baru atau wholesales turun 19,4 persen dari periode sama tahun lalu atau 408.012 unit dari 506.427 unit.
Begitu pula pada penjualan ritel, yakni minus 14 persen atau dari 502.533 unit menjadi 431.987 unit secara tahunan (year-on-year/yoy).
Baca juga: Daihatsu Cetak Rekor Muri, Servis Berkala 1.000 Km Serentak
"Dengan penurunan yang 14 persen ini, sampai Juni pun masih berlanjut, sehingga memang dari sisi penjualan, faktornya memang kompleks. Bukan hanya pilpres, tapi kita terdampak juga dengan kondisi ekonomi di global. Nilai tukar (rupiah) melemah," kata Tri.
"Ditambah juga dengan kondisi pembiayaan, yang memang sangat berpengaruh sekali di Daihatsu. Sebab, mayoritas di kami 80 persen kredit. Sehingga, itu berdampak signifikan, walaupun kondisi pasar turunnya 14,1 persen, tapi Daihatsu masih bisa berkompetisi karena turunnya 12,8 persen," ujarnya.
Tri menambahkan, di balik itu pun, pangsa pasar Daihatsu masih bisa terjaga. Tapi, Daihatsu juga berharap dengan adanya GIIAS 2024 ini, sedikit banyak bisa menambah gairah di pasar untuk melakukan pembelian.
"Mungkin dengan adanya Pilkada serentak di 26 November nanti, pasti orang juga akan melihat-lihat untuk mengeluarkan uang untuk membeli mobil," ujar Tri.
"Jadi, dari perkiraan awal yang memang lambat, tapi tidak mengira akan selambat ini sebenarnya," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.