Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kendaraan Tidak Bayar Pajak, Data Kepemilikan Bisa Dihapus

Kompas.com - 13/06/2024, 09:12 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia kini menghadirkan relaksasi pajak daerah berupa penghapusan denda administrasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Melalui program tersebut, diimbau masyarakat untuk segera memanfaatkannya dan menuntaskan beban pajak sebelum terkena sanksi tilang sampai dihapus data kendaraannya.

Dijelaskan Pemerhati Masalah Transportasi Budiyanto, kendaraan yang mati pajaknya, bisa ditilang polisi. Karena telat bayar pajak berkaitan dengan sahnya sebuah kendaraan untuk digunakan di jalan raya.

Baca juga: OJK Dorong AAUI Percepat Aturan Asuransi Kendaraan Listrik

Pembayaran pajak kendaraan kini semakin mudah karena dapat dilakukan melalui super app BRImoDok. BRI Pembayaran pajak kendaraan kini semakin mudah karena dapat dilakukan melalui super app BRImo

"Pada saat pengesahan, sebelum disahkan oleh petugas pemilik harus bayar pajak dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) baru disahkan. Pajak mati berarti belum disahkan oleh petugas yang punya kewenangan," katanya beberapa waktu lalu.

Ketentuan tersebut diatur dalam UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) serta peraturan turunan yang sudah diatur baik dari aspek yuridis maupun mekanismenya.

1. Pasal 64 - Ayat ( 1 ) bahwa setiap kendaraan bermotor wajib diregistrasi. Ayat ( 2 ) Sebagai bukti bahwa kendaraan bermotor telah diregistrasi, antara lain pemilik diberi STNK.

2. Pasal 68 - Ayat ( 1 ) Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan wajib dilengkapi dengan STNK dan Tanda Nomor kendaraan bermotor.

3. Pasal 70 - Ayat ( 2 ) STNK dan Tanda Nomor kendaraan bermotor berlaku selama 5 ( lima ) tahun, yang harus dimintakan pengesahan setiap tahun.

4. Pasal 37 Ayat ( 2 ) dan ayat ( 3 ) Perkap No 5 th 2012 tentang Registrasi dan identifikasi. Ayat ( 2 ) STNK sebagai bukti legitimasi pengoperasian Ranmor. Ayat ( 3 ) STNK berlaku selama 5 tahun sejak diterbitkan pertama kali, perpanjangan dan atau pendaftaran mutasi dari luar wilayah Regident dan harus dimintakan pengesahan setiap tahun.

5. Dalam peraturan lain juga menyebutkan dalam mekanisme pengesahan bahwa sebelum disahkan pemilik wajib membayar pajak dan SWDKLLJ.

Baca juga: Yamaha NMAX Turbo Meluncur, Harga Tembus Rp 45 Jutaan

Ilustrasi STNK. DKI Jakarta menghapus bea balik nama kendaraan bermotor bekas atau BBNKB II mulai 5 Januari 2025.KOMPAS.com/SRI LESTARI Ilustrasi STNK. DKI Jakarta menghapus bea balik nama kendaraan bermotor bekas atau BBNKB II mulai 5 Januari 2025.

Ketentuan pidana pelanggaran bisa dikenakan Pasal 288 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan 2 (dua) bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).

Sementara soal penghapusan data kendaraan, tertuang dalam Pasal 74 UU No 22/2009, di mana berlaku untuk kendaraan yang tidak melakukan registrasi ulang sekurang-kurangnya dua tahun setelah masa habis berlaku STNK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com