WONOGIRI, KOMPAS.com - Ban mobil merupakan komponen penting pada kendaraan yang harus dijaga performanya, salah satunya dengan menjaga tekanan udara. Apabila terjadi kebocoran, maka segera lakukan perbaikan atau ditambal di bengkel terdekat.
Ketika menambal ban tubeless di pinggir jalan, umumnya akan menggunakan metode cacing yang caranya lebih mudah untuk kondisi darurat.
Namun, dibalik kemudahannya itu ada kekurangan dan perlu diketahui pemilik mobil yang mengalami kebocoran pada ban.
Baca juga: PLN Bakal Sediakan SPKLU Khusus Motor Listrik, Ngecas Gratis Sepuasnya
Mardi, salah satu pegawai Berkah Tambal Ban Wonogiri, Jawa Tengah mengatakan, tambal ban metode cacing ini mudah tapi dikhawatirkan tidak bisa bertahan lama.
“Bertahan paling hanya seminggu, jadi mending sekalian tambal ban dalam saja, tip top” kata Mardi kepada Kompas.com, Rabu (28/2/2024).
Mardi juga mengatakan, menggunakan metode cacing ini bisa membuat ukuran bocornya semakin lebar. Mengingat caranya harus ditusuk menggunakan t-handle, sehingga menimbulkan lubang memasukkan bahan penambal berbentuk seperti cacing.
“Jadi ya tip top ini paling disarankan dan bisa bertahan lama, ya kira-kira sampai ban-nya tipis,” kata Mardi.
Baca juga: Mobil dan Motor Bodong Jangan Harap Bisa Legal Pakai Sertifikasi
Sementara, On Vehicle Test Manager PT Gajah Tunggal Tbk Zulpata Zainal mengatakan, tambal ban tip top lebih disarankan ketimbang metode tusuk yang dikenal dengan istilah tambal cacing.
“Pada metode tersebut (tip top) bagian luar dan dalam (ban) dibersihkan dahulu luka atau sobekannya, sehingga hasilnya pasti lebih baik dibanding tambalan konvensional yang biasa,” kata Zulpata.
Zulpata juga mengatakan, akan lebih sempurna lagi jika bekas luka pada ban disemprot terlebih dulu dengan cairan anti karat.
Baca juga: Jangan Mendadak, Ini Jarak Aman Menyalakan Lampu Sein
“Kemudian untuk karet penambal, sebenarnya tersedia sudah sama karet penambal dari luarnya. Namun lebih baik lagi hasilnya, jika antara karet penambal di telapak dan yang di dalam menyatu, istilahnya penambal sistem payung biasa disebut dipasaran demikian,” kata Zulpata.
Menurutnya, untuk tip top sendiri merupakan merek dagang, masih ada merek-merek yang lain seperti Tech.
“Namun, pada intinya cara penambalan di atas sudah lebih baik dibanding yang konvensional, namun ada yang lebih sempurna lagi yang menggunakan penambalan mirip payung,” kata Zulpata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.