Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Berkendara Jadi Ciri Karakter Seseorang

Kompas.com - 04/02/2024, 13:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Karakter seseorang tercermin dari kebiasaannya mengemudikan kendaraan. Sebab kendaraan baik itu mobil atau sepeda motor hanya alat yang dipakai orang tersebut dalam sisi transportasi.

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menjelaskan, cara berkendara merupakan indikasi awal karakter seseorang. Karena itu perhatikan seseorang saat membawa kendaraan.

Baca juga: Alasan Kenapa Honda Stylo Pakai Mesin 160cc

"Gaya berkendara didominasi oleh karakter. Kalau kita bicara orang yang sudah bisa mengemudi, gaya berkendara itu menggambarkan karakter dia," ujar Jusri kepada Kompas.com, Jumat (2/2/2024).

Bupati Boyolali, M Said Hidayat menaiki sepeda motor antik DKW Union hitam bermotif putih saat meninjau lokasi proyek pembangunan di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (16/5/2023).Dok Diskominfo Boyolali Bupati Boyolali, M Said Hidayat menaiki sepeda motor antik DKW Union hitam bermotif putih saat meninjau lokasi proyek pembangunan di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (16/5/2023).

"Misalkan di di jalan itu slow motion dia pasti (orangnya) santai, kemudian orang yang aslinya acuh juga akan acuh tak acuh di jalan. Begitu juga orang yang lelet, kemudian orang yang grasak-grusuk pasti agresif di jalan," ujar Jusri.

Karakter itu tercermin dari cara seseorang membawa kendaraan, tak cuma mobil atau motor baru tapi juga motor tua.

Baca juga: Suzuki Ertiga Hyrbid Bakal Bersolek di IIMS 2024?

"Misalkan begini boleh dia hobi motor tua, katakanlah Vespa tua (klasik) saat dia bawa itu memang pelan, santai. Tapi begitu dia bawa motor yang biasa yang banyak saat ini di jalan, motor matik begitu, dia jadi agresif," katanya.

Sejumlah ojek pangkalan (opang) dan ojek online (ojol) memarkirkan sepeda motornya di depan Stasiun Pasar Minggu, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2024). KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Sejumlah ojek pangkalan (opang) dan ojek online (ojol) memarkirkan sepeda motornya di depan Stasiun Pasar Minggu, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (19/1/2024).

"Ya memang dia agresif tapi dia sadar kalau bawa motor klasik jika dibawa seperti itu maka bisa merusak. Tapi kalau kita bicara motor yang saat ini bisa lain (cara membawanya)," kata Jusri.

"Katakan saya mau mencari menantu, karakter saya akan memerhatikan karakter anda saat bawa mobil atau motor, situasi yang padat dan ramai, kemudian dapat dinilai. Fakta dari cara berkendara," ujarnya.

Baca juga: Toyota Tegaskan Recall bZ4X Tidak Ada Hubungannya dengan Masalah Lain

"Coba diingat-ingat lagi, karakter dilihat dari bawa mobil atau motor, orang impulsif atau spontan atau orang yang suka terburu-buru tidak punya managemen waktu dalam kehidupannya dia atau perencanaan matang," ujar Jusri.

Jusri bahkan mengatakan, kalau dikelompokkan secara lebih general, cara berkendara di suatu negara bisa menjadi ciri karakter bangsa atau negara tersebut.

Sebuah mobil ambulans membawa pasien tabrakan dengan mobil truk di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) Kamis (1/2/2024) pagi. DOK POLRES SANGGAU Sebuah mobil ambulans membawa pasien tabrakan dengan mobil truk di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) Kamis (1/2/2024) pagi.

"Ini memang sudah psikologi sekali. Tapi coba kita lihat orang yang sering klakson di jalan, marah-marah, berkelahi, itu bisa menggambarkan kondisi di negara tersebut," ujar Jusri.

Jusri menilai, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki ciri yang sama soal keselamatan jalan raya yaiotu tingkat kesadaran yang rendah.

Baca juga: Mudah, Begini Cara Bayar Pajak Kendaraan di Minimarket

“Satu ciri khas dari negara berkembang adalah kesadaran tentang keselamatan jalan sangat rendah, karena orientasi mereka adalah hasil bukan proses,” kata Jusri.

Secara keseluruhan, negara-negara di Asia tertinggal soal itu dibanding negara di benua Eropa dan Amerika Serikat. Anggapan itu dikemukakan Jusri meskipun dikatakan ada negara maju di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Ratusan petinggi atau kepala desa se Kabupaten Jepara, Jawa Tengah semringah membawa pulang membawa motor dinas baru, Yamaha All New NMAX 155 Standard di area parkir Gedung MPP Jalan Kartini, Jepara, Senin (10/4/2023).DOKUMEN PEMKAB JEPARA Ratusan petinggi atau kepala desa se Kabupaten Jepara, Jawa Tengah semringah membawa pulang membawa motor dinas baru, Yamaha All New NMAX 155 Standard di area parkir Gedung MPP Jalan Kartini, Jepara, Senin (10/4/2023).

“Negara-negara di Asia orientasi keselamatan jalan masih terbatas di lingkungan kerja, misalnya pabrik yang tertutup dan terkontrol. Padahal di luar dengan ada berbagai macam kondisi dan itu tidak bisa dikontrol. Asia belum melihat ke sana,” ucap Jusri.

Baca juga: Mudah, Begini Cara Bayar Pajak Kendaraan di Minimarket

Sepeda motor bonceng dua orang, lawan arus, naik trotoar, serta mobil melintas di bahu jalan tol atau pedagang tahu bulat, merupakan wujud kesadaran yang rendah atas keselamatan jalan.

Kesadaran keselamatan jalan bukan hanya tugas pelaku lalu lintas tetapi semua yang terlibat. Mulai dari masyarakat sampai regulator.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau