JAKARTA, KOMPAS.com - Meskipun sudah memasuki era kendaraan elektrifikasi, Toyota tidak menganggapnya sebagai satu-satunya solusi untuk mencapai netralitas karbon. Belum lama ini, pimpinan Toyota Akio Toyoda membeberkan pihaknya sedang mengembangkan mesin baru.
Toyoda mengatakan, Toyota saat ini sedang menjalankan proyek mesin baru. Dia yakin tidak lama lagi, Presiden Toyota Koji Sato juga akan segera mengumumkannya.
Toyoda mengatakan, alasan Toyota masih mengembangkan mesin pembakaran internal karena musuh utama yang harus diperangi adalah emisi karbon, bukan pembakarannya.
Baca juga: Komentar Toyota Soal Kehadiran Mitsubishi Xpander Hybrid
"Bukankah kita membutuhkan lebih dari satu pilihan? Jalan menuju netralitas karbon tergantung pada situasi energi masing-masing negara. Terlebih lagi, Toyota berfokus pada tindakan yang dapat kami lakukan saat ini," ujar Toyoda, dikutip dari Carbuzz.com, Sabtu (3/2/2024).
Dia menyoroti bahwa Toyota adalah produsen mobil global, dan dengan demikian, Toyota perlu melayani konsumen di seluruh dunia. Maka itu, Toyota tidak akan hanya mengembangkan mobil listrik.
"Di seluruh dunia, ada satu miliar orang yang hidup tanpa akses listrik. Karena Toyota memasok mobil ke wilayah-wilayah tersebut, mengejar BEV sebagai satu-satunya pilihan berarti kami tidak dapat menyediakan mobilitas untuk semua. Itulah sebabnya kami berusaha untuk tetap menyediakan berbagai pilihan," kata Toyoda.
Baca juga: Toyota Pastikan Hilux Facelift Bebas dari Masalah Skandal Diesel
Meskipun sebagian besar produsen mobil menggembar-gemborkan kendaraan listrik sebagai satu-satunya cara untuk mengurangi emisi CO2, tapi mobil listrik tidak cocok untuk semua orang. Hibridisasi adalah alat yang jauh lebih sukses dalam mengurangi emisi karbon secara massal, sesuatu yang sudah lama dilakukan Toyota ketika memelopori Prius.
"Berkat pengenalan Hybrid Electric Vehicle (HEV) di Jepang sekitar 20 tahun hingga 30 tahun yang lalu, kami adalah satu-satunya negara maju yang berhasil menurunkan emisi CO2 sebesar 23 persen," kata Toyoda.
Toyoda menambahkan, tidak ada yang menjelaskan detail tersebut, termasuk para media. Banyak yang hanya mengatakan bahwa Toyota tertinggal dalam hal Battery Electric Vehicle (BEV).
"Hal yang terpenting bukanlah apakah kita beralih ke BEV atau FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle). Musuh kita adalah karbon. Itulah mengapa kita semua harus memikirkan cara untuk mengurangi CO2 sekarang juga," kata Toyoda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.