JAKARTA, KOMPAS.com – BMKG menyatakan kondisi cuaca panas yang terjadi belakangan ini disebabkan fenomena posisi semu matahari, yang membuat panas terik relatif terus terjadi pada pagi hingga siang hari.
Panas matahari yang terjadi terus menerus wajib diwaspadai pemilik mobil listrik, pasalnya sedikit banyak kondisi tersebut bakal memengaruhi kondisi baterai.
“Pengaruhnya kecil, karena kalau kita bandingkan panasnya Indonesia yang rata-ratanya enggak terlalu naik turun dibandingkan negara empat musim, itu rentangnya kan lebih ekstrem,” ujar Danang Wiratmoko, Product Planning Wuling Motor di Jakarta (5/10/2023).
Baca juga: Bursa Transfer MotoGP, Honda Rekrut Vinales Gantikan Marquez
“Nah itu lebih awet di Indonesia justru karena fluktuasinya enggak terlalu naik turun. Dan suhunya Indonesia relatif ada di zona nyamannya baterai,” kata dia.
Selain cuaca panas, Indonesia juga terkenal sebagai negara dengan kelembaban tinggi. Meski begitu, Danang menepis pengaruhnya pada baterai mobil listrik.
“Humidity enggak terlalu berpengaruh, karena baterai sudah ter-cover. Biasanya kita pakai IP67, jadi humidity enggak masuk ke situ,” ucap Danang.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya Bus Laju Utama dan Laju Prima
Alih-alih terkena dampak negatif dari panas matahari, Danang justru mengingatkan para pengguna untuk tidak terlalu sering mengecas mobil listrik menggunakan energi listrik yang besar. Tujuannya untuk menjaga daya tahan baterai lebih lama.
“Mengecas dengan power yang terlalu gede itu enggak sehat juga. (AC Charger) kalau dalam jangka panjang, itu sebenarnya lebih sehat untuk baterai,” kata Danang.
“Enggak cuma Air EV, semua mobil listrik kalau kita charge dengan daya yang enggak terlalu gede itu relatif lebih awet,” ujarnya.
Baca juga: Daftar Harga Honda Jazz Bekas per Oktober 2023, mulai Rp 79 Jutaan
Menurut Danang, keawetan baterai mobil listrik dapat dijaga melalui beberapa faktor, dari metode pengecasan hingga penyimpanan baterai.
“Masa pakainya kalau kita memenuhi kriteria itu, dari charging, kemudian penyimpanan, maksudnya kita pakai di suhu yang tidak terlalu ekstrem, itu bisa lama,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.