Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Era EV, Jepang Berburu Kobalt dan Lithium di Afrika

Kompas.com - 03/08/2023, 08:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Meskipun Namibia kaya akan seng, tembaga, dan sumber daya lainnya, rantai pasokannya masih belum berkembang. Namun Namibia memiliki pelabuhan besar yang menempatkan negara itu dalam persaingan untuk menjadi pusat ekspor utama Afrika.

Baca juga: Perbandingan Biaya Perbaikan Bodi Mobil, dari Cat Duco sampai Bengkel Resmi

Jepang berusaha untuk terlibat dalam pengembangan tambang Afrika pada tahap awal dengan tujuan mengimpor sumber daya dari wilayah tersebut.

Tokyo pun akan memperdalam hubungan dengan ketiga negara tersebut dengan tujuan untuk membangun rantai pasokan Afrika yang mampu mengekstraksi, memurnikan, dan mengangkut mineral penting.

Mengingat di masa depan, permintaan untuk mineral seperti kobalt dan nikel yang digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik bakal meningkat. Sementara sejauh ini baru China saja yang sudah memiliki industri pemprosesan mineral kendaraan listrik.

Jika China nantinya membatasi ekspor sebagai tanggapan atas ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), upaya Jepang dan negara-negara Barat untuk menuju era kendaraan listrik guna mengurangi emisi karbon akan terhambat.

Adapun Kongo sendiri, menguasai 70 persen pasokan global kobalt. Sementara Afrika merupakan sumber utama tembaga.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau