KLATEN, KOMPAS.com - Perbaikan suspensi mobil atau kaki-kaki mobil terkenal mahal karena selalu saja ada komponen yang harus diganti karena rusak.
Seharusnya suspensi mobil bisa lebih awet agar biaya perawatan mobil tidak membengkak. Lantas, adakah metode perawatan yang bisa dilakukan untuk menjaga keawetan suspensi?
Service Manager Setiawan Spooring Rudy Antono mengatakan, keawetan suspensi bisa dikendalikan oleh pengendara dengan menghindari benturan dari permukaan jalan dan menjaga sudut-sudut roda tetap sesuai.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Mobil Kecil Punya Bantingan Suspensi Keras?
“Sudut-sudut yang dicek pada proses spooring bisa berubah seiring pemakaian, seperti karena ada part yang aus, setelah menghantam jalan yang tidak rata seperti lubang atau benjolan, bahkan baru seminggu setelah spooring terus kena lubang cukup keras pun dapat mengubah sudut-sudut tersebut,” ucap Rudy, dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/7/2023).
1. Menghindari benturan permukaan jalan
Rudy mengatakan, bila pengendara bisa mengurangi benturan dari permukaan jalan maka peluang terjadinya perubahan sudut roda semakin kecil. Hal tersebut secara tidak langsung dapat membuat suspensi lebih awet. Semakin kecil frekuensi kejadiannya maka suspensi bisa lebih awet.
2. Spooring rutin
Keawetan suspensi memang secara tidak langsung dipengaruhi dari sudut roda. Misal sudut roda tidak pas, maka akan menyebabkan getaran dan sejenisnya secara tidak langsung akan membuat suspensi bekerja lebih keras.
Baca juga: Solusi Suspensi Mobil Ambles saat Muatan Penuh
“Kami menganjurkan per 10.000 km atau 6 bulan mobil perlu melakukan spooring, untuk mencegah terjadinya perubahan sudut roda makin banyak yang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen mobil,” tambah Rudy.
Spooring perlu dilakukan secara berkala jika tidak pengguna tidak akan pernah tahu seperti apa kondisi sudut-sudut tersebut. Jika dibiarkan, hal itu bisa menyebabkan kemudi bergetar, tidak stabil, dan lain sebagainya.
Bahkan, bisa menyebabkan kerusakan pada komponen mobil seperti peredam kejut dan ban. Perlu diketahui, roda mobil yang berputar tidak stabil hingga menyebabkan getaran pada kabin, tentu membuat peredam kejut bekerja ekstra.
Baca juga: Spooring Tapi Suspensi Rusak, Sama Saja Bohong
"Selain sudut roda, putaran roda juga harus imbang makanya perlu melakukan balancing 4 roda agar tidak membebani kerja peredam kejut," ucap Rudy.
Seharusnya peredam kejut bekerja ketika melewati jalanan yang bergelombang saja, tapi ini bekerja selama roda mobil berputar akibat getaran yang sebenarnya bisa dihindari. Tentu ini bisa mengakibatkan part tersebut cepat rusak atau bocor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.