Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Rencana BYD Masuk Indonesia

Kompas.com - 10/03/2023, 07:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana masuknya perusahaan otomotif raksasa asal China, BYD Automobile Co Ltd, ke Indonesia sudah hampir putus. Bahkan, saat ini mereka disebut telah mendapatkan rekanan bisnis dengan salah satu grup besar dalam negeri.

Demikian diungkapkan salah satu sumber Kompas.com yang berada di pemerintahan dan turut andil dalam rumusan kerja sama tersebut. Tetapi, ia masih belum mau untuk mengungkapkan lebih jauh lagi.

"Dia (BYD) rencananya bus. Ada lah (perusahaan yang kerja sama BYD). Biar mereka yang umumkan," kata dia, Rabu (8/3/2023).

Baca juga: Insentif Kendaraan Listrik Akan Berlaku ke Motor Lebih Dulu

Sebuah mobil BYD EA1 Xdream terlihat selama Pameran Industri Otomotif Internasional Shanghai ke-19 di Shanghai pada 19 April 2021. AFP PHOTO/HECTOR RETAMAL Sebuah mobil BYD EA1 Xdream terlihat selama Pameran Industri Otomotif Internasional Shanghai ke-19 di Shanghai pada 19 April 2021.

Hal terkait lantas dikonfirmasi oleh Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara. Namun, ia mengaku pihak BYD belum melakukan pertemuan lebih lanjut dengan pihak asosiasi.

"Kan memang sudah masuk ya dengan BNBR. Tetapi posisinya itu sebagai distributor saja. Nah, mereka ada rencana lebih jauh tapi belum ada pertemuan lagi sampai saat ini," ucapnya kepada Kompas.com, Kamis (9/3/2023).

Adapun soal jenis kendaraannya, Kukuh mengatakan, menurut komunikasi yang telah terjalin sampai saat ini, BYD tertarik untuk bergerak di bus listrik. Diharapkan nantinya produsen juga mau menjajaki segmen mobil penumpang.

Mengingat pertumbuhan kendaraan listrik di dalam negeri dalam 2 tahun belakangan sangat agresif. Tahun lalu misal, segmen ini mampu naik 5 kali lipat dengan capaian battery electric vehicle (BEV) di level penjualan 10.306 unit.

Baca juga: Rahasia Thailand Bisa Mempopulerkan Kendaraan Listrik

Ilustrasi bus listrik BYD produksi China yang akan menjadi bus tingkat berdaya listrik pertama di dunia, beroperasi di London. AFP Ilustrasi bus listrik BYD produksi China yang akan menjadi bus tingkat berdaya listrik pertama di dunia, beroperasi di London.

"Kalau perusahaan Eropa dan Jepng tidak mengantisipasi langkah itu, merupakan suatu keuntungan bagi BYD khususnya pada segmen bus lsitrik. Mereka itu tidak hanya (memasok) ke TransJakarta loh, tapi semua jenis angkutan," kata Kukuh.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa terdapat beberapa calon investor baru yang hendak mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia.

Satu diantaranya ialah BYD. Saat ini, proses investasi atau kerja sama untuk dapat masuk ke Indonesia sedang dalam finalisasi.

"Kalau kita lihat BYD yang nomor satu di dunia, nomor dua Tesla, dan seterusnya. Ini semua sudah memfinalisasi perjanjian Indonesia dengan keputusan kita yang sudah di rapat kabinet dan kita bisa announce segera,” ucap Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forkompinda Tahun 2023 pada Selasa (17/1/2023).

Baca juga: Cuma 3 Merek yang Dapat Insentif, Asosiasi Motor Listrik Rapatkan Barisan

Transjakarta uji coba dua bus BYDDok. Transjakarta Transjakarta uji coba dua bus BYD

BYD sendiri, sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan PT Bakrie Autoparts yaitu anak usaha dari PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Kerja sama ini, dilakukan dalam upaya pembentukan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

Kemitraan ini kemudian dilanjutkan oleh VKTR yang mengembangkan segmen EV heavy mobility (kendaraan listrik mobilitas tinggi), dan dimulai dengan bus listrik. Sampai tahun lalu, perseroan sudah memasok 30 unit VKTR-BYD untuk rute non-BRT Transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com