Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2022, 10:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Istilah masuk angin sudah jadi penyakit yang menghantui pemilik mobil diesel generasi lama. 

Namun, penyakit masuk angin mungkin tak begitu berlaku di telinga pengguna mobil diesel common rail

Pada mesin diesel lawas, umumnya gejala masuk angin ditandai dari  mobil yang sulit saat akan di starter, terutama ketika pagi hari. 

Teknisnya, tangki bahan bakar terisi udara lantaran tidak full. Artinya, mobil diesel lawas kerap masuk angin karena kebiasaan dalam mengisi bahan bakar yang tidak penuh atau terlambat. 

Baca juga: Ini Bahayanya Netralkan Transmisi Mobil Matik Saat Turunan

Akibatnya, ruang tersebut terisi oleh udara yang selanjutnya terhisap oleh pompa bahan bakar saat mesin dinyalakan. Udara ini kemudian masuk ke ruang bakar dan membuat solar tidak bisa dimampatkan.

Pada era penggunaan mobil diesel common rail, spekulasi bahwa masuk angin bisa terjadi tetap saja ada, lalu apakah benar demikian? 

Mekanik bengkel resmi Toyota melakukan perawatan berkala. Sesuai jadwal perawatan rekomendasi pabrikan Toyota, pemilik kendaraan wajib mengikuti prosedur servis 6 bulan. Dicky Aditya Wijaya Mekanik bengkel resmi Toyota melakukan perawatan berkala. Sesuai jadwal perawatan rekomendasi pabrikan Toyota, pemilik kendaraan wajib mengikuti prosedur servis 6 bulan.

Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, perbedaan mencolok mesin diesel common rail dan konvensional berbeda pada pompa bahan bakar. 

"Mobil diesel konvensional atau lawas masih mengandalkan priming pump. Jadi membuang udara yang terperangkap jalur bahan bakar dilakukan dengan cara manual. Sementara diesel common rail, tekanan dan kalibrasi bahan bakar semua dilakukan oleh ECU," ucap Bambang kepada Kompas.com, Sabtu (1/10/2022). 

Baca juga: Masyarakat Diharapkan Tidak Takut Beralih ke Kendaraan Listrik

Bahkan bisa dibilang mirip desain mesin fuel line pada mesin bensin. Hal tersebut pun berlaku pada perawatan dan penggunaan, otomatis jadi lebih gampang dan praktis. 

Meski begitu, Bambang menyebut, penyakit masuk angin tetap bisa terjadi pada mobil diesel common rail jika sampai kehabisan bahan bakar.  

(SULSEL)Pertamina Tindak Tegas 28 SPBU Nakal di SulawesiSUDDIN SYAMSUDDIN (SULSEL)Pertamina Tindak Tegas 28 SPBU Nakal di Sulawesi

"Bedanya dengan mesin diesel konvensional, setelah bahan bakar di isi kembali, secara otomatis udara di dalam sistem sirkulasi bahan bakar akan keluar ketika mesin di starter," kata dia. 

Sehingga, ketika mobil mengalami gejala seperti brebet dan sulit di starter tidak perlu lagi di pompa secara manual seperti mobil diesel konvensional. 

"Jadi awal starter lebih berat dan lama, tapi akhirnya normal dan mesin hidup seperti biasa. Jeda waktu starter itu, secara teknis pompa bahan bakar sedang menyedot pasokan BBM lebih banyak untuk menetralisir udara di saluran bahan bakar sampai dengan filter dan injektor," tutur Bambang. 

Baca juga: Mitos atau Fakta, Sering Pakai Solar Murah Bikin EGR Rusak?

Untuk pencegahan, Bambang mengatakan, satu-satunya cara adalah jangan sampai membiarkan tangki bahan bakar mobil kosong.

Instrumen cluster Innova Reborn dieselDicky Aditya Wijaya Instrumen cluster Innova Reborn diesel

Bahkan, seperempat tangki saja berpotensi membuat udara mengganggu sistem pembakaran sudah bisa terjadi. 

Baca juga: Uji Jalan Program B40 Temui Kendala, ESDM Sesuaikan Pengujian

"Kalau ada rongga di tangki bahan bakar, udara akan masuk dan terhisap sistem pembakaran. Otomatis, timming pengapian mesin akan berubah, ECU akan menyesuaikan data kebutuhan bahan bakar, supaya udara dan solar seimbang," tutup Bambang. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com