Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemukulan di SPBU, Arogansi dan Emosi Saat Antre Picu Perselisihan

Kompas.com - 25/08/2022, 08:12 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Video viral memperlihatkan pria memukuli seorang wanita di sebuah SPBU di Palembang, Sumatera Selatan. Pelakunya merupakan Anggota DPRD Kota Palembang, M Syukri Zen.

Usai aksi itu viral, Syukri yang merupakan anggota DPRD Kota Palembang dari Partai Gerindra meminta maaf langsung kepada korban dan menanggung segala kompensasi atas tindakan tersebut.

Baca juga: Alasan Pajak Progresif dan BBN Kendaraan Bekas Mau Dihapus

Menurut pengakuan Syukri, dia kesal karena tersulut emosi akibat tidak diberikan jalan saat sedang mengantre membeli BBM di SPBU Demang Lebar Daun Palembang, Jumat (5/8/2022).

Syukri mengklaim bermaksud membeli Pertamax namun tidak diberikan jalan oleh korban. Jadi bukan karena ingin menyerobot antrean BBM. Meski demikian dia tidak membenarkan pemukulan tersebut.

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Centre, menyelesaikan masalah dengan cara hakim sendiri tidak bisa dibenarkan.

"Cara meredam emosi adalah dengan memikirkan segala sesuatu dengan positif. Pastikan tidak mudah bereaksi dan jangan mudah terpancing emosi," ucap Marcell kepada Kompas.com, belum lama ini.

Arogansi dan emosi di antrean SPBU bisa memicu perselisihan, apalagi di jalan raya pasti ada saja kejadian yang bisa memancing emosi.

Baca juga: Percuma Balancing Ban Mobil yang Sudah Aus

Sebelum tersulut amarahnya, pikirkan lagi risikonya, apa yang menjadi dampak saat melakukan hakim sendiri di jalan raya.

"Lebih baik kita selalu berpikir positif dan pikirkan resikonya. Pikirkan bagaimana kalau emosi negatif saya membawa dampak buruk bagi kehidupan. Serta tanamkan pada diri bahwa tidak ada gunanya emosi di jalan," kata Marcell.

"Jadi banyak faktor yang menyebabkan emosi di jalan, misalnya stress di pekerjaan atau di rumah, fatigue (kelelahan) atau depresi," ucap Marcell.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
indonesia akan hancur kalau masalah kriminal seperti ini selalu diselesaikan dengan minta maaf dan meterai 10 ribu.. teruskan ke pengadilan.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau