JAKARTA, KOMPAS.com - Oli memiliki peran penting bagi mesin sepeda motor. Tugasnya tak sekadar melumasi, tapi juga memberikan perlindungan dari gesekan dan sebagai pendingin.
Asal mengisi oli tanpa melihat spesifikasi, apalagi sampai salah atau memaksa menggunakan oli yang tak sesuai jenis kendaraan, bisa fatal akibatnya.
Pelumas mesin yang digunakan motor matik, berbeda dengan motor manual. Baik dari viskositas maupun spesifikasinya.
Namun demikian, tak sedikit sampai saat ini masih ditemui pemilik motor yang nekat mencoba menggunakan oli mesin mobil dengan beragam alasan.
Baca juga: Dampak Buruk Sering Mematikan Mesin Skutik dengan Standar Samping
Lantas apakah hal tersebut sah-sah saja dilakukan?
Menjawab hal ini, Kepala Bengkel Astra Honda Motor (AHM) Nusantara Sakti Penggaron Rofiudin menjelaskan, sangat berbahaya jika asal mengganti oli.
Rofiudin mengatakan, kebanyakan para pemilik terhasut tren pada beberapa forum otomotif yang berekesperimen menggunakan oli mesin mobil lantaran dianggap dengan viskositas yang lebih rendah bisa mendongkrak performa mesin.
"Oli mesin mobil viskositas rendah SAE 0W-30, jika diisi ke dalam mesin motor yang di rekomendasikan 10W-30 bisa menyebabkan gesekan berlebihan pada piston. Terlalu encer dampak jangka panjang piston bisa baret," ucapnya kepada Kompas.com, Senin (27/6/2022).
Menurut Rofiudin, oli dengan viskositas rendah memang dampaknya membuat performa akselerasi motor lebih enteng.
Baca juga: Ini Beberapa Masalah yang Bikin Check Engine Motor Menyala
Tetapi, suhu panas mesin yang dihasilkan dari kompresi pembakaran jauh lebih tinggi. Apalagi jika penggunaan motor sering dipacu pada rpm tinggi, mesin yang overheat bisa menyebabkan piston baret dengan ciri khas suara mesin yang menjadi kasar.
"Suara kasar gesekan piston dalam ruang mesin karena pelumasan tidak sempurna. Bila sudah benar-benar parah keluar asap putih dari knalpot," ujarnya.
Fajar Buari Kepala Bengkel Yamaha Sentral Motor juga mengungkapkan hal senada. Meski dalam jangka pendek performa mesin meningkat signifikan, tapi nantinya komponen dalam mesin tidak bisa terlumasi sempurna.
"SAE beda, oli mesin mobil lebih encer rata-rata motor matik produksi Yamaha pakai 10W-40, kalau di paksa gunakan oli mobil piston tidak kuat. Gesekan berlebihan seal klep dan piston menyebabkan usia pakai komponen lebih pendek," tambahnya.
Untuk itu, sebaiknya soal pergantian oli tidak boleh sembarangan. Selain kekentalan harus sesuai rekomendasi pabrikan, interval pergantian tiap jarak maksimal 2.500 kilometer (km) wajib tepat waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.