Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2022, 12:12 WIB

JAKARTA,KOMPAS.com – Pada infrastruktur jalan tol umumnya terdiri dari dua sampai tiga lajur. Masing-masing lajur jalan tol memiliki fungsi tersendiri.

Contohnya seperti lajur kanan yang difungsikan hanya untuk mendahului. Namun, masih banyak pengguna jalan tol yang memanfaatkan bahu jalan untuk menyalip.

Baca juga: Dua Pebalap Gresini Racing Gagal Raih Poin di MotoGP Catalunya

Bahu jalan tol dianggap sepi sehingga banyak dipilih pengendara untuk menyalip kendaraan di depannya.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada beberapa hal yang membuat bahu jalan tidak aman dipakai untuk menyalip.

“Pertama, bahu jalan itu di luar marka dan terbuat dari alas kerikil. Tempat tersebut dipersiapkan untuk kendaraan rusak dan harus berhenti atau dalam kondisi darurat,” ucap Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS)Hutama Karya Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS)

Bahu jalan juga digunakan sebagai jalur alternatif untuk kendaraan prioritas pada saat terjadi kemacetan.

Selain itu, bahu jalan juga digunakan sebagai tempat berhenti darurat bagi kendaraan yang mengalami masalah di tol.

Jika menggunakan bahu jalan tol dalam kecepatan tinggi untuk menyalip, ada risiko mobil tergelincir atau selip. Bahkan berpotensi menabrak kendaraan yang sedang berhenti dalam keadaan darurat.

Baca juga: Wajib Tahu, Ini Bahaya Memotret Pakai Flash di SPBU

“Bahu jalan itu licin karena alasnya kerikil dan banyak debu. Kecepatan 60 kpj saja mobil pasti goyang, tapi kadang pengemudi enggak sensitif jadi tetap digas. Selain itu elevasinya juga berbeda dengan jalan utama, lebih miring karena untuk pembuangan air,” kata Sony.

Bahu jalan juga memiliki lajur yang cukup sempit, jadi tidak aman kalau digunakan untuk mendahului.

Terakhir, banyak pengemudi di lajur kiri yang kaget ketika disalip mobil dari bahu jalan, sehingga bisa membahayakan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke