Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/05/2022, 17:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mazda Indonesia, melalui agen pemegang mereknya, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengakui bahwa persaingan pasar di dalam negeri pada tahun ini lebih ketat.

Hal tersebut seiring masuknya beberapa merek otomotif baru yang mulai kembali masuk pasar, seperti Subaru, Chery, Ford, sampai Hyundai yang agaknya lebih berfokus pada kendaraan ramah lingkungan.

Meski demikian, perseroan mengaku santai saja menghadapinya. Sebab, konsumen sudah sangat cerdas untuk menilai kendaraan bermotor yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Baca juga: Road Trip ke Surabaya Pakai Kendaraan Peserta Pameran IIMS 2022

Mazda CX-60Dok. Mazda Mazda CX-60

"Kalau saya bilang, tidak apa-apa pasar semakin ramai. Sah-sah saja ya kompetisi itu, setiap merek juga kan ada yang ditonjolkan seperti Mazda percaya diri dengan Kodo Design, Skyactive sense kita," kata Ricky Thio, Managing Director PT EMI di Jakarta, Senin (30/5/2022).

"Pada akhirnya customer adalah rajanya, mereka yang memilih ingin beli mobil apa. Mau yang bertajuk 'value for money', silahkan saja," lanjut dia.

Fokus Mazda, kata Ricky lagi, ialah mengkomunikasikan kepada seluruh konsumen maupun calon konsumennya atas keunggulan dari produknya. Lalu, berusaha untuk melayani dan menghadirkan produk terbaik.

Selebihnya, dikembalikan lagi kepada mereka apakah akan memilih dan menggarasikan Mazda, atau ingin membandingkan dengan produk lain dengan banderol serupa.

"Yang penting customer kita selalu dikomunikasikan mengenai kelebihan atas produk Mazda. Mereka nantilah yang memilih akan kemana, biarkan saja," kata dia.

Baca juga: Banyak yang Salah Kaprah dalam Penggunaan Lampu Hazard Mobil

Mazda CX-5 facelift 2022www.mazda.co.jp Mazda CX-5 facelift 2022

Dalam kesempatan serupa, dijelaskan juga bahwa sepanjang kuartal satu tahun ini pencapaian Mazda Indonesia sudah mencapai harapan. Padahal kondisi pasar masih belum menentu karena ada beberapa halangan.

Satu diantaranya, selain pandemi Covid-19 ialah krisis microchip yang pada akhirnya berdampak signifikan terhadap produksi kendaraan dan suplai ke negara-negara yang membutuhkan seperti Indonesia.

"Target kita on track, pure masalah suplai saja sih karena meski SPK itu tinggi tapi tidak ada suplai-nya, tidak bisa jualan juga. Tapi permintaan di pasar domestik tahun ini sangat bagus," ucap Ricky.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com