BrandzView
Konten ini kerja sama kompas.com untuk edukasi mengenai mobil bertenaga listrik

Yamaha Beberkan Kendala Menjual Motor Listrik di Indonesia

Kompas.com - 23/02/2022, 18:21 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) masih enggan untuk menjual ataupun memproduksi sepeda motor listrik. Beberapa waktu lalu, Yamaha justru meluncurkan motor hybrid untuk menjawab tren elektrifikasi di Tanah Air.

“Ada banyak faktor yang menurut saya perlu dipersiapkan, yang pertama adalah infrastruktur. Kedua adalah bagaimana pemahaman konsumen sendiri terhadap EV,” ujar Antonius Widiantoro, Manager Public Relation, YRA & Community PT YIMM, kepada Kompas.com awal Februari 2022.

Anton menjelaskan, ketika konsumen Indonesia pertama kali mendapatkan produk motor injeksi, respon masyarakat masih landai. Kala itu, Yamaha meluncurkan motor injeksi pertamanya, Vixion pada 2007.

Baca juga: Jangan Salah Beli, Aki Mobil Mesin Diesel dan Bensin Berbeda

Yamaha Vixion generasi pertamaFoto: yudibatang.com Yamaha Vixion generasi pertama

“Bahkan satu tahun sebelum itu, Honda keluar duluan dengan PGM-FI, itu bukan image-nya teknologinya yang salah, tapi pemahaman orang Indonesia yang masih kurang,” ucap Anton.

“Motor susah diservis lah, kalau kena hujan mati, jatuh susah hidup, itu yang terjadi waktu itu. Tapi kami belajar bahwa pemahaman orang Indonesia ini, kami butuh waktu agar mereka teredukasi supaya paham,” kata dia.

Yamaha pun mulai mengubah mindset masyarakat dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satunya memberikan pelatihan kepada diler-diler, termasuk juga bengkel umum.

Baca juga: Gojek Pakai Motor Listrik, Biaya Operasional Diklaim Hemat 30 Persen

Boks penympanan barang bisa digunakan menyimpan baterai cadangan.Yamaha Global Boks penympanan barang bisa digunakan menyimpan baterai cadangan.

Sementara itu, hal yang sama menurutnya juga harus diterapkan, ketika ekosistem motor listrik mulai bermunculan di Indonesia.

“Pasti kekhawatiran mereka ada. Misalkan kekhawatiran sistem swab, di mana saya harus mengganti baterainya? Apakah jaringannya sudah banyak atau belum? Atau kalau sistem charging, di mana saya harus ngecas?,” ucap Anton.

“Itu perlu kita edukasi, perlu juga persiapan infrastrukturnya, supaya mereka tenang. Jadi beli motor itu atau beli kendaraan, enggak dibayangi kekhawatiran,” tutur dia.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com