JAKARTA, KOMPAS.COM – Saat mengemudikan mobil, kondisi fisik dari pengemudi harus dalam keadaan prima. Bila pengemudi dalam keadaan kelelahan akan membuat mengantuk dan berbahaya.
Jika memaksakan melajukan mobil dalam keadaan tidak prima, pengemudi akan alami microsleep.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan jika microsleep adalah kondisi yang sangat berbahaya bagi pengendara.
Baca juga: Mendengarkan Musik Sambil Mengemudi Bukan Obat Mengantuk
“Kecelakaan saat mengantuk mengemudi biasanya tidak fatal, namun jika microsleep sangat fatal,” kata Sony baru-baru ini pada Kompas.com.
Sony menjelaskan jika microsleep adalah kondisi dimana otak sudah tidur. Meskipun fisik terlihat tidak tidur, namun otak yang tidur. Kondisi ini berbeda dengan orang yang mengantuk.
Seseorang yang mengantuk hanya fisik dan aktivitasnya saja yang melemah. Sedangkan microsleep akan membuat pikiran seseorang langsung kosong.
Kemudian, ketika tubuh lelah namun tetap memaksakan diri untuk mengemudi akan mengantuk. Setelah memasuki tahap mengantuk, masuk ke tahap super letih.
“Pada tahap dimana pengemudi alami pegal-pegal dia sudah mati rasa. Fungsi otak pengemudi tidak bekerja sehingga pikirannya ngambang. Pandangan dan pikiran kosong,” imbuh Sony.
Baca juga: Merasakan Tenaga Buas New Fortuner 2.800 cc
Microsleep ini membuat seseorang kehilangan kendali atas tubuhnya, sehingga terkadang agresif saat mengemudi. Hal tersebut dikarenakan pengemudi menyetir mobil dalam keadaan otak tidur. Oleh karena itu, kecelakaan akibat microsleep sangat fatal.
Untuk mencegah kejadian ini, jangan pernah menambah kecepatan mengemudi saat mulai mengantuk. Mengantuk adalah sinyal awal bahaya dari tubuh dimana sudah waktunya untuk istirahat.
“Menambah kecepatan itu dipercaya membuat adrenalin pengemudi bertambah sehingga lebih segar. Namun konsep Itu salah. Itu sifatnya hanya sementara atau sesaat. Nanti akan kembali lemas lagi karena badan memang sudah drop dan waktunya istirahat,” tutup Sony.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.