Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Balap Liar Selalu Cari Tempat Baru buat Balapan

Kompas.com - 09/12/2021, 13:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Balapan liar merupakan masalah lama yang terus terjadi di tengah masyarakat. Kasus balapan liar atau "bali" timbul tenggelam seiring dengan tindakan tegas penertiban.

Belum lama ini seorang polisi dikeroyok saat akan membubarkan balap liar. Aksi tersebut terjadi di dekat Bundaran Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/12/2021) dini hari.

Baca juga: Kenali Filter Dryer AC di Mobil, Komponen yang Kerap Dilupakan

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran berwacana akan memfasilitasi para pelaku balap liar dengan menyediakan lokasi khusus yang bakal dijadikan arena balapan pada malam hari.

Polres Baubau mengamankan sekitar 50 unit motor yang digunakan untuk balapan liar disejumlah ruas jalan Kota Baubau, Rabu (14/4/2021).Humas Polres Baubau Polres Baubau mengamankan sekitar 50 unit motor yang digunakan untuk balapan liar disejumlah ruas jalan Kota Baubau, Rabu (14/4/2021).

"Jadi (pelaku) balap liar itu akan saya fasilitasi bukan dimusuhi. Bukan ditangkap, tetapi akan saya fasilitasi dia," kata Fadil pada November 2021 mengutip Megapolitan Kompas.com.

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, meski difasilitasi, pelaku balap liar pada dasarnya akan selalu mencari tempat lain untuk balapan.

"Perlu diketahui ditutup di satu tempat, mereka akan terus melakukan di tempat lain, walaupun difasilitasi tetap ada muncul kelompok-kelompok yang melakukan aktivitas ini," kata Jusri kepada Kompas.com, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Masih Banyak Pengemudi yang Belum Paham Arti Marka Jalan

Foto vital balapan liar dan kerumunan warga di Kota SorongISTIMEWA Foto vital balapan liar dan kerumunan warga di Kota Sorong

Kelompok seperti ini, kata Jusri, ini berbeda dengan mayoritas pelaku balap liar, yaitu remaja yang butuh eksistensi. Sebab, pelakunya ialah orang yang suka sensasi dan adrenalin.

"Kelompok ini tidak mengenal umur, sampai tua mereka suka aktivitas ekstrem yang selalu melihat norma keselamatan adalah hal kuno. Orang-orang seperti ini tidak terlalu banyak, tapi akan muncul terus," katanya.

"Orang yang suka (adrenalin) walaupun sudah balapan di sirkuit tetap saja melakukan hal ini (bali) atau melakukan aktivitas berbahaya di ruang publik. Ini karakter tersendiri, tapi mayoritas yang melakukan bali ialah remaja yang ingin eksistensi," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau