Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Ngebut Sesekali Bisa Jaga Performa Mesin Mobil?

Kompas.com - Diperbarui 09/12/2021, 04:38 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Mitos atau fakta, ngebut sesekali dianjurkan untuk menjaga performa mesin tetap prima.

Di sisi lain, ada cara lain untuk menjaga performa mesin mobil adalah dengan melakukan perawatan rutin, seperti tune up dan ganti oli

Ngebut yang dimaksud adalah menjalankan mobil dengan putaran mesin (rpm) yang tinggi, seperti melaju di jalan bebas hambatan atau jalan tol. Jadi, bukan kebut-kebutan di jalan raya.

Apalagi, untuk para pengguna mobil di kota-kota besar yang sering mengalami macet. Dalam kondisi tersebut, mobil hanya dijalankan pada rpm yang rendah.

Baca juga: Masih Ada Saja Akamsi yang Ngebut di Jalan Sempit

Dampaknya, dapat menyebabkan penumpukan karbon di ruang pembakaran mesin. Sehingga, tarikan mobil akan terasa berat.

Test Drive Toyota GR YarisKOMPAS.com/Adityo Wisnu Test Drive Toyota GR Yaris

"Kendaraan yang menggunakan busi biasa cenderung akan menghasilkan endapan karbon di bagian ujung elektroda," ujar Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Endapan karbon yang menumpuk ini tidak akan bisa dibersihkan hanya dengan memanaskan kendaraan atau dijalankan pada rpm rendah.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Banyak Pengemudi Suka Ngebut di Jalan Tol

Sebab, menurut Didi, panas yang dihasilkan saat memanaskan mobil berbeda dengan panas yang dihasilkan saat mobil dipacu dalam kecepatan tinggi atau putaran mesin yang tinggi.

Test drive BMW X7kompas.com - AFH Test drive BMW X7

"Pemilik kendaraan sesekali bisa memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi guna menghindari tarikan mobil berat. Namun, perlu diingat kecepatan harus di bawah ambang batas aman (red line), maksimal kecepatan 100 km/jam," kata Didi.

“Cara sederhana ini bisa menghilangkan dan membakar karbon yang menumpuk pada kendaraan. Jadi pemilik mobil tidak perlu tune-up karena biayanya cukup mahal,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau