JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menyatakan akan mulai melakukan studi pasar untuk kendaraan bermotor listrik niaga Minicab MiEV tahun depan.
Dijelaskan Direktur Penjualan & Pemasaran MMKSI, Irwan Kuncoro, studi akan melibatkan beberapa perusahaan dan pemerintah RI untuk melihat potensinya di Tanah Air.
"Di 2022, kita akan melakukan tes pasar untuk electric vehicle (EV), tetapi kendaraan niaga. Ini salah satu solusi EV bagi pelaku bisnis," kata Direktur Penjualan & Pemasaran PT MMKSI Irwan Kuncoro dalam sesi talkshow IEMS 2021, Kamis (25/11/2021).
Baca juga: Strategi Mitsubishi Garap Kendaraan Listrik di Indonesia, Mulai dari Komersial
"Kendaraan niaga EV itu ialah Minicab MiEV. Tentunya, karena kita melihat pertimbangan infrastruktur dan SPKLU yang tersedia," lanjut dia.
Namun, Irwan belum merinci rencana studi pasar tersebut. Meski demikian langkah yang dibuat merupakan salah satu upaya perseroan mendukung target pemerintah atas program percepatan kendaraan bermotor listrik.
"Target populasi electric vehicle (EV) pemerintah RI sebesar 20 persen di 2025 sebenarnya sejalan dengan visi Mitsubishi Motors yang menargetkan 50 persen EV di 2030 secara global," katanya.
Sementara mengenai strategi kendaraan listrik Mitsubishi di Indonesia, tambah Irwan, ialah bertahap atau transisi yang dimulai dari HEV, PHEV, sampai ke battery electric vehicle (BEV), terutama pada kendaraan berpenumpang.
"Sehingga, secara perlahan masyarkat berani memulai perubahan untuk masa depan yang baik dengan menggunakan kendaraan listrik," ucap Irwan.
Baca juga: Mitsubishi Buka Suara Mobil Listrik Murah di Indonesia
Adapun kehadiran MiEV di Indonesia yang lebih dahulu ketimbang Xpander Hybrid sebelumnya telah diungkapkan secara tidak langsung oleh Director of Product Strategy Division PT MMKSI, Hikaru Mii.
Pada kesempatan terkait, ia mengatakan bahwa mempertimbangkan keadaan Indonesia saat ini, menghadirkan mobil niaga listrik lebih relevan. Sebab, limitasi jarak tempuh dan harga masih jadi persoalan besar.
"Sektor bisnis lebih cocok untuk EV. Itu poin kami di sini. Tentu kendaraan penumpang itu penting, tapi langkah pertama kami adalah di commercial vehicle," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.